Tiga Prediksi Mengerikan Stephen Hawking, Manusia Dikuasai Komputer hingga Akhir Bumi

Selama hidupnya di bumi, ahli kosmologi berusia 76 tahun itu menawarkan banyak pengetahuan mengenai tantangan yang dihadapi kita.

Editor: Yudha Maulana
quartz
Stephen Hawking 

TRIBUNJABAR.ID - Seiring berkabungnya dunia atas kematian fisikawan terkemuka Profesor Stephen Hawking, kita juga mengingat keprihatinannya yang mendalam akan masa depan umat manusia.

Selama hidupnya di bumi, ahli kosmologi berusia 76 tahun itu menawarkan banyak pengetahuan mengenai tantangan yang dihadapi kita.

Wawasan dan karakternya yang penuh cinta kasih akan menjadi kehilangan besar saat kita berusaha memahami alam semesta dan nasib kita di dalamnya.

Banyak prediksi Hawking yang benar-benar mengerikan.

Kembali pada tahun 2016, dia mengingatkan peserta konferensi teknologi Web Summit di Lisbon tentang perlunya mempertahankan kendali atas komputer.

Sambil mengakui peran teknologi dalam mengurangi kemiskinan dan penyakit, ia juga menekankan potensi komputer yang mengkhawatirkan untuk menjadi alat penindasan, kekerasan, dan gangguan ekonomi.

Baca: Sebelum Meninggal, Stephen Hawking Pernah Bicara Tentang Keabadian Manusia, Memangnya Bisa?

Menurut CNBC, Hawking memberikan ceramah berikut ini kepada para tamu yang datang:

"Komputer bisa, dalam teori, meniru kecerdasan manusia, dan melampaui itu."

"Sukses dalam menciptakan komputer yang efektif, bisa menjadi momen terbesar dalam sejarah peradaban kita. Atau yang terburuk. Kami tidak tahu."

"Jadi kita tidak bisa tahu apakah kita akan dibantu oleh komputer secara tak terbatas, atau diabaikan olehnya dan dilapisi sisi lainnya, atau dihancurkan olehnya."

Hawking berbicara pada tahun 2016 tentang manusia yang hanya memiliki 1.000 tahun tersisa di bumi ini.

Baca: Mengenal Motor Neuron, Penyakit Saraf Mematikan yang Diidap Stephen Hawking Selama 55 Tahun

Tapi kemudian secara drastis ia 'memotongnya' dan menyebut manusia hanya punya 100 tahun dengan mempertimbangkan ancaman seperti perubahan iklim, serangan asteroid, pertumbuhan populasi, epidemi dan perang nuklir.

Hawking sangat kritis terhadap kebijakan perubahan iklim.

Dia dengan keras mengecam keputusan Presiden Trump untuk menarik Paris Climate Agreement, pergerakan yang dia percaya bisa 'menjerumuskan Bumi melewati jurang.'

Pada bulan Mei 2017, Hawking menasihati para peserta di Royal Society, London tentang perlunya manusia keluar dari bumi di abad yang akan datang untuk menjadi 'spesies multi-planet'.

Menurut Newsweek, akademisi terkenal tersebut memperingatkan bagaimana migrasi ekstrem ini akan membantu memperpanjang umur manusia, bahkan jika bumi terserang bencana.

Baca: Ini Dia Guru yang Membuka Mata Stephen Hawking Hingga Jadi Fisikawan Jenius

"Saya sangat percaya kita harus mulai mencari planet alternatif untuk tempat tinggal yang paling memungkinan."

"Kita kehabisan ruang di bumi dan kita perlu menerobos keterbatasan teknologi yang menghalangi kita untuk tinggal di tempat lain di alam semesta."

Hawking terus berteori tentang masa depan bumi sampai akhir hayatnya.

Ia mendorong kita semua untuk berpikir melampaui masa hidup dan masalah pribadi kita sendiri.

Pada bulan November 2017, Hawking membuat prediksi lebih lanjut tentang akhir dunia.

Ia membahas pertumbuhan populasi dan konsumsi listrik.

Menurut GeekWire, Hawking mengingatkan konsekuensi populasi dua kali lipat setiap 40 tahun.

"Pertumbuhan eksponensial ini tidak bisa berlanjut ke milenium berikutnya."

"Pada tahun 2600, populasi dunia akan bahu-membahu, dan konsumsi listrik akan membuat bumi semakin panas."

Hawking meninggal dengan damai di rumahnya di Cambridge pada Rabu (14/3/2018) dini hari, menurut keluarganya.

Ilmuwan asal Inggris ini terkenal karena karyanya dengan 'black holes' dan relativitas, serta menulis beberapa buku sains populer termasuk A Brief History of Time.

Baca: TKW Indonesia Ditemukan Tewas di Dalam Lemari

Pada usia 22 tahun, Profesor Hawking diberi kabar bahwa ia hanya memiliki beberapa tahun untuk hidup setelah didiagnosis dengan penyakit motor-neuron disease amyotrophic lateral sclerosis (ALS).

Penyakit itu membuatnya berada di kursi roda dan tidak dapat berbicara kecuali melalui synthesizer suara.

Dalam sebuah pernyataan, anak-anaknya, Lucy, Robert dan Tim, mengatakan:

Stephen Hawking
Stephen Hawking (net)

"Kami sangat sedih karena ayah tercinta kami telah meninggal dunia hari ini."

"Dia adalah ilmuwan hebat dan pria luar biasa yang pekerjaan dan warisannya akan dia jalani selama bertahun-tahun."

Mereka memuji keberanian dan ketekunan ayahnya dan mengatakan bahwa kecemerlangan dan humor ayahnya juga mengilhami orang-orang di seluruh dunia.

"Dia pernah berkata, 'Tidak akan banyak alam semesta jika tidak ada tempat bagi orang yang Anda cintai.' Kami akan merindukannya selamanya.

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved