Uber Akan Hengkang dari Indonesia? Simak Sepak Terjang Mereka di Asia Tenggara
Kini beredar kabar Uber akan mengakhiri bisnisnya di Asia Tenggara. Saat awal masuk, Pemerintah Jakarta dan Organda melarang.
Dilansir TribunJakarta.com dari Kr-Asia, Grab merupakan aplikasi transportasi yang mendominasi pasar Asia Tenggara.
Grab telah memiliki 95 persen pangsa pasar untuk penyewaan taksi pihak ketiga dan 71 persen untuk penyewaan kendaraan pribadi.
Terdapat satu miliar kendaraan yang beroperasi di bawah Grab di kawasan Asia Tenggara.Sementara Uber tidak pernah mengumbar angka spesifik untuk Asia Tenggara.
Secara Global, Uber mengakui dirinya telah menangani lima miliar perjalanan di Juni 2017 lalu namun disayangkan Uber tak memberikan angka detailnya.
Kini beredar kabar Uber akan mengakhiri bisnisnya di Asia Tenggara.
Dilansir dari WartaKota, Dian Safitri selaku Head of Communication Uber Indonesia enggan memberikan komentar terkait kabar itu.
"Kami tidak mengomentari rumor dan spekulasi," kaat Dian Safitri, Head of Communication Uber Indonesia kepada Warta Kota, Minggu (11/3/2018) malam.
Dian mengatakan, Chief Executive Officer (CEO) Uber, Dara Khosrowshahi, sudah memberikan keterangan terkait strategi bisnis di Asia beberapa waktu yang lalu.

"Silahkan merujuk pada pernyataan CEO dan Chief Business Officer Asia Pacific Uber," kata Dian
Dara Khosrowshahi menyatakan Uber akan melakukan investasi secara agresif di wilayah Asia Tenggara.
Menurutnya, SoftBank adalah pemegang saham yang sangat penting.
Dian menambahkan banyak pemegang saham di Uber yang memiliki pendapat mengenai hal apa yang harus dilakukan.
Diketahui SoftBank merupakan investor teknologi asal Jepang yang memiliki saham di Uber dan Grab.
Chief Business Officer Uber untuk Asia Pacific, Brooks Entwistle menyatakan keluarnya dari Indonesia dan India mungkin bisa meningkatkan keuntungan perusahaan namun mengorbankan pertumbuhan jangka panjang.

Ia juga menyatakan SoftBank memiliki 15 persen saham Uber namun hanya punya dua kursi di dewan Uber.
"Mereka tidak punya kontrol untuk memaksakan suatu kesepakatan," ucapnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Uber Hengkang dari Asia Tenggara, Begini Kisah Persaingannya di Indonesia