Petani di Garut Terjepit di Tengah Maraknya Peredaran Bawah Merah Impor
Saat ini di sejumlah pasar di Kabupaten Garut, bawang merah impor dari negara Cina, marak di pasaran dengan harga yang relatif murah.
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Yudha Maulana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Sejumlah petani bawang merah di Desa Panembong, Kecamatan Bayongbong, mengeluhkan peredaran bawang merah impor di sejumlah pasar tradisional.
Saat ini di sejumlah pasar di Kabupaten Garut, bawang merah impor dari negara Cina, marak di pasaran dengan harga yang relatif murah.
Untuk harga bawang merah impor saat ini berharga Rp 14 ribu per kilogram, sedangkan untuk bawang merah lokal Rp 18 ribu perkilogram.
Petani sekaligus tengkulak bawang merah, Pramono, mengatakan, bawang merah impor memang memiliki harga murah kualitas sama baiknya.
Baca: Waspada Saat Melewati Jalan Cihampelas, Kota Bandung
"Memang bagus, dan banyak peminatnya di masyarakat," kata Pramono di lokasi kebun bawang, Jum'at (23/2/2018).
Akibat dari adanya hal ini, ia mengatakan, harga bawang lokal terpaksa harus mengikuti harga bawang impor.
"Mau tidak mau, biar jadi laku," ujarnya.
Harga jual bawang merah pasca panen raya belum berada di angka standar, yakni 11 ribu perkilogram.
Baca: Ini Ukuran dan Jumlah Alat Peraga Kampanye yang Boleh Dipasang Saat Masa Kampanye
Saat ini, harga bawang yang dijual oleh para petani bawang dijual dengan harga Rp 9 ribu perkilogram dan di Januari lalu hanya Rp 5 ribu perkilogram.
Selain itu, di panen raya Januari lalu, total keseluruhan panen bawang di Desa Panembong mengalami penurunan yakni, 6 ribu ton.
Di tahun sebelumnya, jumlah produksi bawang di desa tersebut yaitu 7 ribu ton dalam sekali masa panen.
5 Fakta Mencengangkan Bocah Bertelur, Akmal Keluarkan Puluhan Butir Telur! https://t.co/MnPpchOinf via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 23, 2018