Puluhan Atlet Muda Bulutangkis Jalani Penggemblengan Mental Melalui Outbound PB Djarum 2018

Atlet muda PB Djarum ikuti sejumlah permainan menaklukkan tantangan seperti Caraka Malam, Hiking, Two Rope Bridge, Sky Run, Human Jump . . .

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUN JABAR/FIDYA ALIFA
Seorang atlet muda bulutangkis Akademi PB Djarum sedang menjalani permainan Human Jump dalam kegiatan Outbound PB Djarum 2018 di Zone 235, Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (19/2/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Fidya Alifa

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Jeritan ketakutan dan teriakan pembangkit semangat terdengar dari sejumlah arah di kawasan hutan pinus.

Kawasan tersebut merupakan area ajang outbound yang bernama Zone 235 Outdoor Training Center, Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Suasana yang terbilang menegangkan itu terasa ketika rombongan wartawan memasuki kawasan tersebut, Senin (19/2).

Di sana, memang sedang ada kegiatan Outbound PB Djarum 2018 yang diikuti oleh 67 atlet putra dan putri bulutangkis Akademi PB Djarum.

Baca: Unik Banget! Lukisan-lukisan Indah Terhampar di Sawah, Padi Jadi Media Seni Menakjubkan

Jeritan dan teriakan tersebut berasal beberapa atlet bulutangkis Akademi PB Djarum yang tengah mengikuti outbound PB Djarum 2018.

Karena di acara itu sejumlah games yang diikuti merupakan permainan menantang membentuk mental dan karakter pejuang atlet muda PB Djarum.

Alan (kiri), Irdina (tengah), dan Alvin (kanan) tengah menyeberangi jurang menggunakan tali baja pada permainan
Alan (kiri), Irdina (tengah), dan Alvin (kanan) tengah menyeberangi jurang menggunakan tali baja pada permainan "double rope bridge" dalam kegiatan Outbound PB Djarum 2018 di Zone 235, Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (19/2/2018). (TRIBUN JABAR/FIDYA ALIFA)

Atlet muda PB Djarum mengikuti sejumlah permainan menaklukkan tantangan seperti Caraka Malam, Hiking, Two Rope Bridge, Sky Run, Human Jump, Elvis Walk, Rapelling, Pipe and Ball, Blidman Walking, Fill The Water, Emergancy Water, Maze Rope, dan Paintball.

Selain itu, ada juga sesi learning point yang disampailan oleh para pelatih PB Djarum dan penyampaian komitmen bersama para peserta

Acara ini dibagi menjadi dua sesi berdasarkan kelompok usia. Batch I digelar pada 18-20 Februari 2018 yang dikhususkan untuk kelompok usia 15 tahun ke atas.

Sementara Batch II yang ditujukan untuk kelompok usia di bawah 15 tahun, digelar pada 25-27 Februari 2018.

Atlet yang mengikuti kegiatan ini berasal dari seluruh penghuni PB Djarum Kudus dan Jakarta nonpelatnas.

Adapun para pelatih PB Djarum yang turut serta dalam kegiatan ini sebagai observer.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, mengatakan kegiatan ini merupakan upaya pembentukan karakter dan mental para atlet muda dalam mencapai cita-cita pebulutangkis berprestasi.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin (kanan) di Zone 235, Cikole, Lembang, Senin (19/2/2018). TRIBUN JABAR/FIDYA ALIFA
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin (kanan) di Zone 235, Cikole, Lembang, Senin (19/2/2018). TRIBUN JABAR/FIDYA ALIFA (Tribun Jabar/ Fidya Alifa)

"Tidak ada kemanjaan. Semua digembleng dengan tantangan alam Zone 235 ini. Dan itu yang diharapkan ketika menghadapi kesukaran mereka bisa bertahan dan bisa mencari solusi," ujar Yoppy Rosimin.

Yoppy Rosimin juga menambahkan, selain membentuk karakter dan mental atlet, kegiatan outbound juga dinilau penting untuk menyuntikkan semangat dan membangun kekompakkan di antara atlet PB Djarum.

"Membina atlet muda ini adalah proses yang panjang dan berkesinambungan. PB Djarum sangat memperhatikan semua aspek kepelatihan dan anak-anak usia dini. Jadi kami tidak hanya melatih fisik dan teknik, tapi juga dari mentalitas dan psikologi anak terus berkembang seturut usianya" katanya.

Manajer Tim PB Djarum, Fung Permadi, menjelaskan kegiatan-kegiatan dalam outbound ini sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi para atlet muda PB Djarum.

Permainan yang dipilih dengan risiko cederanya kecil. Seperti kegiatan yang turun ke air terjun pada tahun lalu ditiadakan.

Fung Permadi menambahkan, setiap permainan yang diberikan mengacu kepada objektif karakter dan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh setiap calon bintang bulutangkis Indonesia masa depan.

"Adanya perbedaan pelatihan PB Djarum dengan Zone 235. Dimana kita lebih persuasif dan kekeluargaan seperti anak-anak kita sendiri. Di sini (Zone 235) mereka digembleng dalam kegiatannya. Kemarin pun mereka kesulitan fokus untum mengikuti instruksi. Seperti sulit disuruh baris dan sulit melaksanakan larangan mengobrol. Ini jadi bahan evaluasi bagi kami," ujarnya.

Pola pelatihan PB Djarum senantiasa berevolusi dan dinamis mengikuti perkembangan zaman.

Konsep pelatihan PB Djarum tidak bertahan hanya dengan metode konvensional yang menekankan pada aspek fisik, meski terbukti sukses di masa lalu.

Sebagai akademi bulutangkis modern, PB Djarum telah menggabungkan konsep pelatihan dengan metode-metode lainnya dari sisi psikologi, sport science, teknologi, dan sebagainya.

"Pembinaan di akademi PB Djarum mengutamakan tiga aspek yakni body, mind, and soul. Dari aspek body, tentu sudah terukur dari materi pelatihan sehari-hari di PB Djarum. Sementara asoek mind and soul ini merupakan bagian dari softskill yang antara lain bisa diasah melalui aktivitas outbound seperti ini," tutur Fung.

Sementara itu, tiga atlet PB Djarum yang ditemui di sela kegiatan, mengaku kaget dengan suasana pelatihan di Zone 235 Outdoor Training Center.

Irdina, Alan, dan Alvin tidak terbiasa dengan beberapa aturan pelatihan yang berbeda dengan pelatihan sehari-hari mereka.

Alan (kiri), Irdina (tengah), dan Alvin (kanan) tengah menyeberangi jurang menggunakan tali baja pada permainan
Alan (kiri), Irdina (tengah), dan Alvin (kanan) tengah menyeberangi jurang menggunakan tali baja pada permainan "double rope bridge" di Zone 235, Cikole, Lembang, Senin (19/2/2018). (Tribun Jabar/Fidya Alifa)

"Seru permainannya. Kalau dari suasana lumayan kaget karena banyak aturan tapi senang dan sudah bisa menikmati," ujar Alvin.

Ketiga atlet menjajal permainan Double Rope Bridge, mereka berjalan bersamaan di seutas tali baja yang menyambungkan dua tebing, sementara teman-temannya memberi semangat.

Baru beberapa langkah di Double Rope Bridge, Irdina sempat takut karena pijakan tali baja menjadi tidak seimbang, bahkan ia berteriak 'Mama'.

"Bersikap seolah tenang saja, enggak ada apa-apa, santai," ujar Irdina setelah berhasil menaklukkan Double Rope Bridge.

Irdina menyemangati Alvin dan Alan yang sempat jatuh di tengah jalan agar bangun kembali.

Bagi Irdina ini merupakan pengalaman pertamanya mengikuti outbound. Ia merasa tegang setiap menghadapi peemainan outbound.

Permainan yang paling ditakutinya adalah Sky Run. Para atlet diminta untuk berjalan di papan pada ketinggian kira-kira lima meter dan tanpa pegangan.

"Takut karena enggak ada pegangannya tapi setelah berhasil melewati itu ternyata seru dan asyik juga," katanya.

Setelah mengikuti hari kedua Outbound PB Djarum 2018, Irdina merasa menjadi lebih berani dan lebih kuat. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved