Siswa SMK di Malang Dipaksa Guru Agama Sumpah Pocong atas Tuduhan Mencuri Uang Kotak Amal

Ia menceritakan ke ibunya soal hilangnya uang kotak amal masjid senilai Rp 2,8 juta.

Editor: Ravianto
SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Suasana masjid di SMKN 4 Kota Malang pada Selasa (6/2/2018). 

TRIBUNJABAR.CO.ID, MALANG - Indah Hastuti (45) warga Jl Mergan Raya Kota Malang sedang gundah gulana. Sebab anak laki-lakinya yang berinisial D, siswa kelas 12 SMKN 4 Kota Malang dituduh mencuri uang kotak amal masjid sekolah.

Sehingga ia menjalani sumpah pocong, Jumat (2/2/2018) lalu.

"Saya selalu menangis kalau ingat itu," tutur Indah kepada SURYAMALANG.COM.

Tiba-tiba suaranya serak dan matanya menahan tangis.

Ditemui di ruang tamu rumahnya, ia ditemani dua tante D yaitu Anita Trisnawati (38) dan Heni Tri Lestari (40).

Kisah dimulai ketika Kamis (1/2/2018) lalu, siswa ini pulang sekolah.

Baca: Banyak Pengendara Nekat Terobos Jalan ke Puncak yang Diblokir, Polisi: Tuh Kan

Baca: Pembunuh Ibu Hamil Gara-gara Ditanya Kapan Kawin Tunjukkan Cara Habisi Korban, Tonton Videonya

Ia menceritakan ke ibunya soal hilangnya uang kotak amal masjid senilai Rp 2,8 juta.

"Bu, aku lho diarani nyolong duit amal (Bu, saya dituduh mencuri duit amal)," tutur Indah menirukan obrolan D kepadanya. Ia kemudian balik tanya ke anaknya apa ia mencurinya.

"Nggak i," jawab D ke ibunya. Indah meyakinkan lagi. "Temen a? (Beneran)," tanya ibunya.

Ia yakin anaknya tidak berbuat itu. Dasar tuduhan itu karena pada Kamis (1/2/2018) dilakukan penggeledahan di kelas D, di tasnya ditemukan uang recehan sekitar Rp 30-40 ribu.

Uang itu hasil sisa-sisa uang saku yang diletakkan di tasnya dengan pertimbangan suatu hari dibutuhkan. Di antara uang receh itu ada mata uang asing yang katanya ada di plastik uang amal.

Tuduhan mengarah ke salah satu kelas 12 karena ada siswa yang ngecharge handphone dekat lokasi pencurian diketahui dari kelas D.

Uang amal itu sudah tiga minggu belum disetorkan ke guru agama oleh Badan Dakwah Islam (BDI) ke guru agama.

Jadi disimpan di lemari masjid dalam kantong plastik. Sampai Kamis pagi informasinya masih ada uang dalam plastik itu.

Tapi diketahui setelahnya hilang dengan bekas cukilan di lemari. Menurut Indah, anaknya juga berpesan kepadanya agar bersiap dipanggil sekolah karena hal itu. Indah kemudian menyampaikan keluhan anaknya ke adik-adiknya atau tante D.

Baca: Masih Ingat Mayat dengan Organ Vital Gosong? Ternyata Dia Dibunuh Gara-gara Playstation

Baca: Tiga Bulan ke Depan Masih Musim Hujan, Musim Kemarau Mulai Bulan Mei 2018

"Kakak saya (Ibu D) memang kalem. Beda karakter dengan saya. Dengan cerita itu, saya mengajak kakak ke sekolah D pada Jumat (2/2/2018) tanpa harus menunggu dipanggil sekolah," ujar Anita.

Mereka bertemu dengan Darmadi, Wakasiswa di ruangannya. Tujuan kedatangan itu untuk konfirmasi.

Anita menanyakan bukti apa sehingga D dituduh itu.

"Apa karena uang receh aja?" tanya Anita ke Wakasiswa.

Ternyata dibenarkan. Tapi menurut Anita, D tidak dituduh. Meski tidak dituduh, namun D merasa tertuduh.

"Usia segitu kan riskan," tutur Anita. Apalagi D dipanggil di ruang guru. Pasti info antar kelas bisa saling nyetrum.

Dari pertemuan itu, mereka ingin jika memang terbukti D mencuri uang kotak amal, maka diminta diproses hukum saja.

"Silahkan dipolisikan, dipenjara jika ada buktinya. Kalau tidak terbukti, saya ya minta nama baiknya D dibersihkan," papar Anita. Setelah pertemuan itu, mereka pulang ke rumah.

Alangkah kagetnya lagi ketika D cerita jika usia Salat Jumat ia melaksanakan sumpah pocong.

Hanya ada empat orang yang tahu kejadian itu. Yaitu D dan temannya, U, yang infonya akan disumpah pocong, Rabu (7/2/2018) dan dua guru pria.

Tidak Berdaya

Penuturan ibu D, anaknya mau menjalani sumpah pocong karena guru K memintanya melakukan.

Siswa ini mau saja karena ia yakin tidak mengambil uang itu. Dalam posisi tertekan ia menjalani itu.

"Wong aku gak salah," tutur D ke ibunya.

Ia juga diminta membuat surat pernyataan mau melakukan sumpah pocong. Ia takut jika tidak mau malah dibilang mencuri.

Guru K juga berpesan agar ia tidak bilang siapa-siapa jika menjalani sumpah pocong.

Keanehan yang dirasakan keluarga D adalah mengapa hanya D yang disumpah pocong. Sedang temannya U direncanakan lain hari.

"Lhak mbanyol ya," cetus Anita. Apa ini sebagai trik agar D mau sumpah pocong? Ia kurang tahu. Dari penuturan mereka, area masjid sekolah tidak dipasang CCTV.

Indah berharap ada keadilan buat anaknya. Apalagi sekarang sudah menjelang Unas. Ia tidak ingin mentalnya drop meski dari tampak fisik seperti tidak apa-apa.

"Ya saya gak tahu isi hatinya bagaimana," ujar Indah.

Yang disesalkan lagi adalah kegiatan sumpah pocong itu tanpa izin atau sepengetahuan orangtua pada Jumat siang.

Sedang pada Jumat pagi, ibu kandung dan tante D ke sekolah menanyakan soal itu.(*)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved