Longsor di Jalur Puncak
Begini Penjelasan Ahli Mengenai Penyebab Longsor di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ir Rudy Suhendar, mengatakan, ada tiga hal penyebab utama kejadian . . .
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ir Rudy Suhendar, mengatakan, ada tiga hal penyebab utama kejadian tanah longsor di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.
"Penyebab utamanya tetap. Tiga hal itu tidak bisa terpisahkan, (yaitu) adanya lereng, adanya batuan, dan adanya air yang menjadi beban si lereng itu," kata Rudy Suhendar, kepada wartawan, di ruang informasi gedung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (6/2/2018).
"(Di kejadian longsor Bogor) sifat dan tanah batuannya memiliki karakteristik terhadap longsor. Kemudian dari kelerengannya. Kemudian dari tata airnya seperti apa. Karena air (tata air), dalam hal ini curah hujan, menjadi pemicu kejadian di puncak ini," ujar Rudy menjelaskan lebih lanjut.
Baca: 15 Finalis Puteri Indonesia Jawa Barat Akan Lalui Masa Karantina
Menurunya, jika fungsi tata air di atasnya tidak teratur, dan begitu saja masuk ke daerah yang sifat dan tanah batuannya rawan, maka akan terjadi longsor.
Analisis Rudy Suhendar ditegaskan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG Badan Geologi Ir Agus Budianto.
Menurutnya, beberapa faktor yang mengontrol terjadinya gerakan tanah atau longsor adalah kelerengan, kondisi geologi, kondisi keairan, lereng, perubahan tataguna lahan maupun kegagalan konstruksi.
Takut Terlalu Seksi, Marion Jola Ditantang Armand Maulana Untuk Joget Lebih Berani, Maia: Manjain! https://t.co/1puWdXJ2do via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 6, 2018
Sedangkan, lanjutnya, pemicu gerakan tanah atau longsor umumya adalah curah hujan yang tinggi, gempa bumi, dan aktivitas manusia.
"Indonesia merupakan daerah yang beriklim tropis sehingga pelapukan berjalan sangat intensif, di samping itu, morfologi Kabupaten Bogor umumnya berupa perbukitan dan pegunungan dengan lereng yang terjal yang dibangun oleh endapan dan tanah pelapukan batuan gunjng api, aktivitas manusia yang kurang terkontrol menyebabkan potensi longsor akan meningkat jika curah hujan tinggi," ujar Agus Budianto.
"Di samping itu, akibat gempa bumi juga menyebabkan lereng menjadi berkurang kekuatannya sehingga musim hujan daerah rawan longsor menjadi banyak," kata Agus.
Diberitakan sebelumnya, hujan deras di kawasan Bogor menyebabkan longsornya tebing setinggi 30 meter dan lebar 100 meter pada Senin (5/2/2018) dini hari di Kampung Maseng RT 02 RW 08, Desa Warung Menteng, Kecamatan Cijeruk.
Longsor itu menimbun tiga rumah milik warga, tujuh orang luka-luka, dan enam orang diduga tertimbun tanah longsor. (*)
Motor dan Mobil Sudah Bisa Lewati Jalur Puncak yang Longsor |
![]() |
---|
Pemkab Cianjur Akan Relokasi Rumah Warga yang Ada di Bibir Tebing Longsoran Puncak Pass |
![]() |
---|
Motor Masih Diperbolehkan Melintas di Jalur Puncak Pass yang Longsor |
![]() |
---|
Warga Ceritakan Detik-detik Longsor di Puncak Pass |
![]() |
---|
Longsor Susulan Terjadi di Puncak Pass, Lihat foto-fotonya |
![]() |
---|