Rumah Guru yang Tewas Dianiaya Murid Ramai Didatangi Pelayat, Ada yang Datang Sejak Pukul 06:30

Hal ini juga dibenarkan oleh Aisah (25), penjaga konter yang berada tepat di depan gang masuk kediaman almaruhum Budi.

Editor: Ravianto
surya/khairul amin
Pelayat yang memadani kediaman almarhum guru Budi. 

Reporter Surya, Khairul Amin

TRIBUNJABAR.CO.ID, SAMPANG - Kediaman almarhum Ahmad Budi Cahyanto (27), guru yang tewas setelah dipukuli muridnya di Desa Kleyang, Sampang, Madura Jawa Timur, terus dipadati pelayat, Sabtu (3/2/2018).

Hingga pukul 10.00 WIB, para pelayat terus berdatangan secara berbondong-bondong.

Para pelayat tidak hanya dari guru, ada juga siswa, maupun pejabat di lingkungan Kabupaten Sampang dan kabupaten lain di Madura.

Bahkan, ada pelayat yang sengaja datang lebih awal agar tidak terlalu lama mengantre.

“Saya datang dari jam 06.30 WIB Mas, tapi tetap saja saya harus mengantre,” terang Supriadi (28), guru SMA Al Badawi, Camplong, Sampang.

Hal ini juga dibenarkan oleh Aisah (25), penjaga konter yang berada tepat di depan gang masuk kediaman almaruhum Budi.

Baca: Tinggalkan Persib Bandung, di Mana Sergio van Dijk Kini Bermain?

Baca: Unik, Toilet di Star Camp Ipukan Kuningan Sengaja Didesain Terbuka

“Ini sudah mending mas, kemarin malah lebih rame, bahkan antrean kendaraan di depan ini lebih dari satu kilo,” ungkap perempuan asal Sampang ini sambil menunjuk sepanjang jalan depan gang kediaman Budi.

Supriadi menyayangkan, guru sebagai profesi yang seharusnya dihormati malah diperlakukan seperti itu oleh muridya.

Dia berharap agar penanaman nilai pada peserta didik terus digalakkan.

“Harapan saya, pendidikan karakter terus ditingkat kembali,” terang pria asal Jember, Jawar Timur ini.

Diberitakan sebelumnya, Ahmad Budi Cahyono, seorang guru di SMAN 1 Torjun tewas di tangan muridnya, Kamis (1/2/2018).

Peristiwa tragis itu berlangsung saat sang guru mengajar kesenian di kelas IX dengan cara berkelompok di teras depan kelas.

Ketika pelajaran berlangsung dan siswa konsentrasi melukis, seorang siswa berinisial MH malah asyik mengganggu teman-teman dan kelompok lain.

Melihat tindakan pelaku, Budi menegur dan meminta kembali ke tempatnya mengerjakan tugas yang diberikan.

Tapi pelaku tetap mengganggu, sehingga korban memperingatkan. Jika pelaku masih tetap mengganggu temannya, maka wajah pelaku akan diolesi cat lukis.

Karena masih tetap mengganggu, lalu korban mendekati pelaku dan memoleskan kuas ke wajahnya.

“Saya kan sudah peringatkan kamu dari tadi berulang-ulang jangan mengganggu. Tapi kamu masih saja tidak mendengarkan, malah kian menjadi,” ujar korban, seperti yang ditirukan seorang siswa.

Tak terima, pelaku berdiri mencekik leher korban dan memukul leher belakang korban, sehingga korban jatuh tersungkur ke lantai.

Beberapa jam setelahnya guru Budi dilarikan ke rumah sakit dan menghembuskan nafas terakhir di RSUD dr Soetomo, Surabaya.(*)


Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved