Siswa SMP yang Kemayu Bunuh Diri Loncat dari Jembatan, Sekolah Sebut Bukan Karena Rokok atau Bedak
Belakangan, ada motif lain yang beredar di sosial media, AW bunuh diri karena ketahuan membawa bedak dan lipstik.
TRIBUNJABAR.CO.ID, BLITAR - Masyarakat Blitar dihebohkan oleh sebuah peristiwa baru-baru ini.
Yaitu, peristiwa seorang bocah SMP yang nekat terjun ke sungai dari jembatan setinggi 20 meter.
Penyebab bocah itu nekat terjun awalnya disebut karena ketahuan merokok.
Namun, belakangan pihak sekolah pun mengungkap sisi lain kejadian tersebut.
Walaupun motif bunuh diri siswa SMPN 3 Srengat, AW, sampai sekarang masih simpang siur.
Kabar awal, AW bunuh diri karena kepergok merokok di sekolah.
Baca: Anak-anak dari Ibu Penyimpan Mayat Harus Direhabilitasi Mental
Baca: Heboh Siswi SMA Karaoke Telanjang Dada, Ini Kode-kodenya di Prostitusi Online
Belakangan, ada motif lain yang beredar di sosial media, AW bunuh diri karena ketahuan membawa bedak dan lipstik.
Tetapi, pihak SMPN 3 Srengat juga punya cerita sendiri sebelum AW diketahui meloncat dari atas jembatan kereta api dan terjun ke Sungai Brantas di Desa Selokajang, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
Sekolah mengatakan orangtua AW dipanggil ke sekolah bukan soal rokok maupun bedak dan lipstik.
Kepala SMPN 3 Srengat, Heri Sasmito menceritakan sehari sebelum AW bunuh diri atau Senin (8/1/2018), sekolah mendapatkan kiriman surat. Surat itu dimasukkan ke kotak masalah di ruang BK.
Pengirim surat itu atas nama ibu AW, Wiji Utami. Surat itu ditujukan ke wakasek kesiswaan dan guru BK.
Lebih kurang surat itu berbunyi soal keluhan orangtua terhadap perubahan sikap AW. AW yang merupakan anak laki-laki berperilaku seperti perempuan.
Tingkah laku AW mirip anak perempuan. Baik dari cara bicara, berjalan, maupun tingkah laku lainnya.
Dalam surat itu, orangtua meminta bantuan ke guru untuk membina AW terkait perubahan sikapnya.
Baca: Andik Vermansah: Ya Allah, Beri Petunjuk ke Mana Aku Harus Melangkah
Baca: Kisah Seram Sopir Taksi Online Dihadang Kuntilanak, Lihat Fotonya
Mendapat kiriman surat dari orangtua itu, lalu sekolah membuat surat undangan untuk orangtua AW.
Pihak sekolah ingin mengklarifikasi soal surat itu. Sekolah ingin memastikan apa benar surat itu dikirim oleh orangtua AW atau bukan.
"Senin itu juga kami buat surat undangan untuk orangtua AW. Suratnya kami titipkan ke siswa lain. Kami minta orangtua siswa datang ke sekolah pada Selasa (9/1/2018) pukul 10.00 WIB untuk mengklarifikasi surat itu," kata Heri Sasmito, Rabu (10/1/2018).
Menurutnya pihak sekolah tidak gegabah dalam menyikapi surat itu. Artinya, sekolah tidak langsung menegur AW. Tetapi, sekolah memanggil dulu orangtua AW untuk klarifikasi.
Baca: Kisah Seram Sopir Taksi Online Dihadang Kuntilanak, Lihat Fotonya
Baca: Viral karena Pelakor, Atlet Angkat Besi Ini Bernasib Sial, Ini Hukuman dari Kemenpora
"Hasil klarifikasi ke ibunya, ternyata surat itu bukan dari ibunya," ujar Heri.
Menurutnya, ketika orangtuanya datang, AW masih terlihat ceria.
AW sempat menyambut ibunya yang datang ke sekolah bersama adiknya.
AW dan ibunya sempat bersama-sama masuk ke ruang BK. Lalu guru BK meminta AW keluar dulu. Guru BK berbicara dengan orangtua AW.
Saat keluar ruang BK, AW masih terlihat ceria. Dia sempat ngobrol bersama beberapa guru di sekolah.
Tetapi, setelah itu, AW keluar dari sekolah.
AW berjalan menuju ke timur. Ada warga yang melaporkan hal itu ke sekolah. Pihak sekolah memerintahkan guru untuk mengejar AW.
Ternyata AW sudah berada di jembatan kereta api di atas Sungai Brantas.
Isi Surat Misterius
Surat yang diterima guru bimbingan konseling (BK) SMPN 3 Srengat terkait keluhan perubahan sikap AW, siswa yang bunuh diri loncat ke Sungai Brantas, bertuliskan tangan.
Surat itu ditandatangani ibu AW, Wiji Utami dan ditujukan ke Wakasek Kesiswaan dan guru BK.
Begini isi lengkap surat keluhan itu :
"Asalamualaikum Warahmatullai WB... Dengan hormat dengan datangnya surat ini saya ingin memberitahukan permasalahan anak saya di lingkungan keluarga dan masyarakat yang bernama A****** W***** P**** 'VII 9' Kunir.
Bahwasanya A****** W***** itu banyak sangat berubah.
Minta kepada Bu Widayati, guru BK, Pak Tumalam (Wakasek kesiswaan) untuk menyadarkan A******. Betapa pentingnya belajar dari permasalahan anak saya.
Ialah dirinya selalu bernyanyi dangdut dan tidak pernah belajar dan mengaji. Setiap hari ia pulang malam sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Dan dia membawa cewek-cewek yang berpakaian tidak senonoh.
Dengan ini saya minta bantuannya panjenengan. Untuk mengubah sikap dari anak saya. Saya minta tolong yang seberatnya. Terimakasih. Wasalammualaikum WR WB. Hormat saya (tanda tangan) Muji Utami
Pihak sekolah sudah mengklarifikasi surat itu ke orangtua AW. Ternyata orangtua AW merasa tidak pernah mengirim surat itu ke sekolah.
"Saat kami klarifikasi, ibunya bilang tidak pernah berkirim surat ke sekolah," kata Kepala SMPN 3 Srengat, Heri Sasmito, Rabu (10/1/2018).
Tetapi, menurut Heri, berdasarkan keterangan ibunya, AW memang suka bernyanyi di rumah.
Orangtua juga beberapa kali menemukan bedak di tas AW.
Tiap kali menemukan bedak di tas AW, ibunya langsung menghancurkannya.
"Anaknya memang agak kemayu. Dia laki-laki tapi perilakunya memang seperti anak perempuan," ujar Heri.
Teman sekelas AW, Puput mengatakan hal sama. AW memang berperilaku seperti anak perempuan.
AW sering berkumpul dengan murid perempuan. Terkadang, AW juga pernah minta bedak ke teman perempuan untuk merias wajahnya.
"Kalau di kelas dia memang suka nyanyi. Kadang di depan kelas kadang di bangku. Sering nyanyi lagu dangdut. Anaknya memang supel dalam bergaul," katanya.(samsul hadi/surya)