JPO Alun-Alun Bandung Disebut Tak Ramah untuk Lansia dan Kaum Difabel
Pantauan Tribun Jabar di lokasi, JPO itu memang memiliki tangga naik yang berundak
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Isal Mawardi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Koordinator Koalisi Pejalan Kaki Bandung, Yanuar Ramadhan (20), mengatakan, keberadaan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Kota Bandung merupakan bentuk diskriminasi terhadap pejalan kaki.
Alasannya, bentuk bangunan JPO di kota yang dijuluki kota kembang ini tak ramah terhadap orang lanjut usia (lansia) dan kaum difabel.
"Tangga naiknya terlalu curam dan berundak. Kadang ada kabel melintang di antara tangga," katanya kepada Tribun Jabar, Selasa (30/1/2018) di kawasan Jalan Asia Afrika, Kota Bandung.
Dia memberikan contoh, JPO yang tak ramah terhadap lansia dan kaum difabel itu berada di dekat Alun-alun Bandung.
Pantauan Tribun Jabar di lokasi, JPO itu memang memiliki tangga naik yang berundak.
Tak terlihat adanya lansia atau kaum difabel menaiki tangga JPO.
Yanuar, mengatakan, tangga JPO harusnya tak dibuat berundak, tapi dibuat rata dengan tingkat kemiringan yang memudahkan seseorang mendorong kursi roda.
"Contohnya saya pernah lihat di Jakarta. Ada JPO yang tangganya nggak berundak. Ya mirip-mirip tangga yang di rumah sakit," katanya.
Kemudian, daripada JPO, Yanuar lebih memilih agar pihak terkait memaksimalkan fungsi zebra cross.
"Misalnya dengan menempatkan petugas atau memasang tombol yang tersambung pada lampu lalu lintas. Jadi, saat tombol ditekan, lampu berubah jadi merah dan pengendara berhenti," ujarnya.