Impor Beras Bikin Kadis Tanaman Pangan dan Holtikultura Jabar Khawatir Berdampak ke Petani
Rencana impor beras sebanyak 500 ribu ton dikhawatirkan berdampak pada kehidupan petani.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG – Rencana impor beras sebanyak 500 ribu ton dikhawatirkan berdampak pada kehidupan petani.
Meskipun jumlah 500 ribu ton tersebut termasuk sedikit, tetapi dikhawatirkan mempengaruhi harga di pasar.
“Kalau dari kami tidak menghendaki impor beras apalagi di Jawa Barat masih ada panen. Kalau impor, harga yang dinilai bagus oleh petani jadi jatuh,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Hendy Jatnika, ketika ditemui Tribun Jabar di Kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Rabu (17/1/2018).
Hendy Jatnika khawatir jika ada impor beras, harga beras di pasar akan turun, kemudian minat petani untuk budidaya padi semakin turun.
Baca: Michael Essien Akan Tinggalkan Persib Bandung?
Jika minat turun, maka akan berpengaruh pada produktivitas pertanian.
“Harga turun, minat turun, mungkin mereka akan jual tanah. Petani rugi,” kata Hendy Jatnika.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita , berencana mengimpor sebanyak 500 ribu ton beras.
Sosok Pemain Lokal yang Diduga Gabung Persib dan Kelakuan Bobotoh Saat Laga Persib Vs Sriwijaya FC https://t.co/bchGsZ2kt8 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 17, 2018
Tetapi, menurut Hendy Jatnika, produksi beras dari pertanian di Jawa Barat masih lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat.
Dari angka ramalan Pusdatin Kementerian Pertanian yang bekerja sama dengan BPS, kata Hendy Jatnika, produksi gabah kering giling sebesar 12,5 juta ton.
Sebanyak 65% di antaranya merupakan produksi beras.
Berdasarkan angka tersebut, berarti angka produksi beras di Jawa Barat pada 2017 ditaksir sekira 8 juta ton.
Selain itu setiap tahunnya, Jawa Barat memiliki sur plus produksi sebesar tiga juta ton beras. (*)