Pria Serbia Ini Pilih Jadi Pesepakbola Dibanding Dokter, Dua Tahun Tak Tegur Sapa dengan Orang Tua
"Saya mendapat tawaran kontrak profesional ketika usia 18 tahun, setelah lulus dari SMA,” ujarnya kepada Tribun Jabar
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG – Nama Dejan Lukic (52) mungkin asing terdengar di telinga orang Indonesia. Ia adalah seorang mantan pesepakbola asal Serbia.
Ditemui Tribun Jabar ketika sedang berlibur bersama kerabatnya di Bandung, ia menceritakan mengenai perjalanan karirnya. Ia memulai karirnya di FK Proleter Zrenjanin, Yugoslavia, sekira tahun 1983.
"Saya mendapat tawaran kontrak profesional ketika usia 18 tahun, setelah lulus dari SMA,” ujarnya kepada Tribun Jabar, ketika ditemui saat berlibur bersama kerabatnya di Bandung, Minggu (14/1/2018).
Baca: Penyelundupan 1.970 Gram Bahan Ekstasi dari China, Digagalkan Petugas Bea Cukai di Bandara Husein
Saat itu ia dihadapkan dua pilihan, yaitu kuliah atau karier di sepakbola.
Ia mengaku memiliki prestasi baik di sekolah, sehingga orang tuanya pun mendorong Dejan Lukic untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
Tetapi ia memilih untuk berkarier di sepakbola. Ia mengatakan jika kontrak itu tidak datang, ia pasti sudah mengenyam pendidikan di sekolah kedokteran.
Sempat Ada Niatan Rujuk, Salmafina Akhirnya Bongkar Soal Harapan Hubungannya dengan Taqy Malik https://t.co/tGfyOPqps8 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 15, 2018
“Dulu saya satu di antara yang terbaik di angkatan saya. Tetapi saya lebih memilih sepak bola,” kata Dejan Lukic.
Karena pilihan itu, Dejan Lukic tidak berbicara pada orang tuanya selama dua tahun. Ia mengaku orang tuanya marah karena pilihannya saat itu.
“Saya tidak berbicara dengan orang tua saya selama dua tahun. Orang tua saya marah. Tetapi kemudian saya menunjukan bahwa saya bisa hidup dari sepakbola dan saya cukup berhasil,” kata Dejan Lukic.
FK Proleter Zrenjanin
Hampir seluruh karirnya dihabiskan di klub kebanggaan kampung halamannya, FK Proleter Zrenjanin.
Klub ini tidak sebesar Red Star atau FC Partizan, tetapi Dejan Lukic mengaku bangga berseragam FK Proleter Zrenjanin.
Pria yang berposisi sebagai striker ini mengaku tidak memiliki trofi dalam perjalanan karirnya, tetapi memberikan kemenangan bagi tim kebanggaan kampung halamannya itu menjadi kebahagiaan tersendiri.
“Momen yang paling bahagia adalah ketika saya bisa mencetak gol ke gawang Red Star dan saya bisa membuat tim saya bertahan di kasta teratas liga,” ujarnya.
Detik-detik Marion Jola 'Dipulangkan' Oleh Juri Hingga 5 Kontestan Indonesian Idol yang Memesona https://t.co/tLTt7XC2iD via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 15, 2018
Piala Intertoto
Dejan Lukic tidak pernah bermain untuk tim nasional. Menurutnya, persaingan untuk merebutkan posisi di tim nasional sangat ketat.
Tetapi bukan berarti ia tidak memiliki pengalaman bermain di tingkat internasional.
Piala Intertoto Musim 1996-1997 menjadi pengalamannya bermain di tingkat internasional.
“Kami bermain di Piala Intertoto. Tetapi saat itu tim kami hanya mampu bertahan di babak penyisihan grup. Tim kami gagal melaju ke fase selanjutnya,” ujarnya.
Sepanjang kariernya, ia mengaku lawan paling berat adalah ketika melawan tim-tim dari Italia.
Mereka disebutnya memiliki pertahanan yang kuat dan strategi permainan yang baik sehingga sulit dikalahkan.
Menjadi Pelatih
Setelah pensiun sekira tahun 2002, ia memulai kursus kepelatihan dan kemudian ia memegang lisensi B UEFA.
Setelah itu ia menjadi pelatih untuk tim kebanggaan kampung halamannya FK Proleter Zrenjanin.
“Saat itu saya menjadi pelatih termuda yang bisa berada di kompetisi teratas, “ kata Dejan Lukic.
Ia memutuskan untuk vakum dari karir kepelatihannya di tahun 2006, ketika FK Proleter Zrenjanin tidak lagi berkompetisi di Liga Serbia.
Sekira sembilan tahun, ia mencari nafkah di bidang lain.
Ia tidak ingin menceritakan banyak mengenai aktivitasnya selama vakum, tetapi ia mengaku pernah mencoba membuka bisnis kafe namun gagal.
Ia baru meneruskan karier kepelatihannya sekira tahun 2014 di Australia.
[9:06 AM, 1/15/2018] Amal TJ:
Baru Gabung, Bojan Malisic Kaget Lihat Kondisi Persib dan Tanggapan Billy Keraf Soal Gantikan Febri https://t.co/GYxFIbvGGl via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 15, 2018
Ia mendapat tawaran dari presiden klub Bonnyrigg White Eagles FC, Jovo Prlic, untuk menjadi staf kepelatihan di klubnya.
Ia menjadi pelatih kepala untuk tim U-15 dan U-18 di klub tersebut.
Tetapi kemudian ia mundur dari dari jabatannya sebagai pelatih di tim tersebut dan memutuskan untuk membuat sebuah akademi sepakbola.
Ia menjadi pelatih kepala dan pemilik dari akademi sepakbola Sydney Victory Academy.
“Ini cukup sulit, saya sedang membangun dan mencoba menstabilkan akademi saya. Saya harap semua berjalan baik,” ujarnya kepada Tribun Jabar.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/dejan-lukic_20180115_184225.jpg)