Mulai dari Anak-anak hingga Orang Dewasa Bisa Merangkai Robot di Sekolah Ini
Bisnis start up yang mereka buat berbentuk tempat kursus robotik dan program aplikasi Android.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Yudha Maulana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Fidya Alifa
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Empat alumnus dan satu mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan penulis buku, Kiki Barkiah (32), membuat bisnis start up.
Bisnis start up yang mereka buat berbentuk tempat kursus robotik dan program aplikasi Android.
Mereka adalah Ridhan Thirafi Abadi (22), Muhammad Ahsan Abdurrohim (22), Ahmad Fauzi Iskandar (22), Muhammad Yusri Khalil (20), dan Haifa Nabila (22).
Tempat kursus ini diberi nama Sirkel Education yang bertempat di Jalan Trunojoyo, Bandung.
Sirkel Education didirikan pada Mei 2017.
Baca: BMKG: Gempa Berkekuatan 2,8 SR Guncang Kabupaten Bandung Pukul 04.37
Ide awalnya diprakarsai oleh Ridhan yang merupakan lulusan program studi Teknik Elektro.
"Awalnya hanya ingin membuat tempat kursus untuk mahasiswa yang ingin belajar program aplikasi Android sederhana dan pelatihan membuat website," ujar Ridhan saat ditemui Tribun di Masjid Salman ITB, Jalan Ganeca, Bandung, Sabtu (30/12/2017).
Pada awal terbentuknya, tim ini hanya beranggotakan tiga orang yang berdomisili di Bandung, yaitu Ridhan, Ahmad, dan M Ahsan.
Lalu tim ini bertambah menjadi lima orang.

Lima orang ini merangkap menjadi pengajar di Sirkel Education.
Ide yang awalnya hanya membuat pelatihan untuk mahasiswa menjadi berkembang setelah bekerja sama dengan Kiki Barkiah.
Sasaran pelatihan bukan hanya mahasiswa tetapi anak SD sampai dewasa.
Kiki Barkiah menyediakan modal, aset, dan tempat kursus.
Modal yang dikeluarkan sampai puluhan juta.
Sirkel Education melatih anak SD untuk membuat robot.
Baca: Syahrini Blak-blakan Punya Bisnis Tersembunyi yang Ternyata Bisa Dinikmati oleh Para Mahasiswa
Nama programnya Lego Mindstorm.
Rangka robotnya terbuat dari lego atau bongkahan yang dapat digabungkan dan dibentuk berbagai rupa.
Anak umur lima tahun diajari materi robotik sederhana, sementara anak umur 10 tahun diajari materi yang lebih kompleks.
Materi kompleks seperti membuat robot pembersih sampah.
Robot akan diprogram membedakan sampah berdasarkan warna.
Sensor akan mendeteksi warna tersebut, misalnya warna putih berarti sampah plastik.
Maka robot akan membuang sampah plastik ke tempat khusus sampah plastik.
Satu kelas program Lego Mindstorm diisi tujuh orang anak.
Kelas-kelas ini juga dibedakan berdasarkan umur dan kemampuan anak.
Satu anak akan diberikan satu kit lego.
Nasib Sergio van Dijk Terkatung-katung, Manajemen Persib Belum Berikan Jawaban https://t.co/qsyGayGV6h via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 1, 2018
Kursus ini dilaksanakan seminggu sekali, terdapat 10 pertemuan.
Biaya kursus ini Rp 700 ribu per 10 pertemuan.
"Rencananya kami juga akan menjual satu kit lego yang harganya Rp 5-7 juta," ujar M Yusri, lulusan Teknik Elektro ITB.
Sirkel Education juga membuka kelas insedental atau untuk anak yang ingin mencoba satu pertemuan.
Biaya kelas insedental ini Rp 80 ribu per pertemuan.
Pelatihan untuk orang dewasa adalah pelatihan program aplikasi Android dan membuat website.
Biasanya yang mengikuti kelas ini adalah mahasiswa.
Baca: Kim Jong Un Inginkan Korea Utara Produksi Massal Senjata Nuklir
Mereka akan diminta membawa laptop sendiri, Sirkel Education akan menginstal software yang diperlukan.
Pelatihan ini terdiri dari dua pertemuan, satu pertemuannya adalah 12 jam.
Jika sudah mahir, bisa sampai membuat aplikasi Android.
Biaya per-dua pertemuannya adalah Rp 250 ribu.
Kesulitan yang dihadapi Ridhan dan kawan-kawan adalah mereka harus menggunakan bahasa yang mudah mengerti ketika mengajar.
"Cita-cita saya adalah Sirkel Education bisa menjadi sekolah berbasis teknologi informasi," kata Ridhan.
Ridhan juga berharap anak-anak yang mengikuti Lego Mindstorm dapat mengikuti lomba robotik.