Sempat Diragukan Daya Tahannya, Dompet Kulit Kayu Schors Malah Makin Diminati

Mengambil kata dari bahasa Belanda, Schors, yang memiliki arti kulit kayu dijadikan nama merk dompet tersebut.

Penulis: Haryanto | Editor: Yudha Maulana
Tribun Jabar/Haryanto
Berbagai produk berbahan baku kulit kayu yang di jual di Schors 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Haryanto

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Kota Bandung dianggap sebagai barometer mode fesyen Indonesia, lantaran banyaknya industri kreatif yang ada di Kota Kembang ini.

Banyaknya industri tersebut melahirkan produk-produk unik, seperti halnya dompet berbahan baku kulit kayu ini.

Mungkin anda bertanya-tanya, seperti apa bentuk dompet dari kulit kayu itu. Apakah keras ? Apakah ringkih ? Kasar ?

Baca: Ini Lima Hotel di Bandung yang Memiliki Konsep Menarik di Malam Tahun Baru

Ternyata tidak, dompet berbahan baku kulit kayu ini layaknya dompet dari bahan kain atau kulit seperti biasanya.

Mengambil kata dari bahasa Belanda, Schors, yang memiliki arti kulit kayu dijadikan nama merk dompet tersebut.

Bermerk Schors, dompet kulit kayu ini telah dijual sejak September 2014 lalu di Kota Bandung secara online.

Pemilik Schors, Muhammad Fadli (34), menceritakan bahan baku produknya ini telah diproses sedemikian rupa.

Kulit kayu tersebut berasal dari limbah tutup botol minuman anggur.

"Ini limbah kayu, sisa dari produk lain, terus diproses, dicacah, di-press di bahan kain seperti kasa. Baru deh jadi seperti kain," kata Fadli, saat ditemui Tribun Jabar di kediamannya yang juga sebagai toko dan kantor Schors, Jalan Neglasari, Kota Bandung, Kamis (28/12/2017).

Meskipun telah diproses menjadi sebuah kain, tekstur dan motif kulit kayunya tetap terjaga.

Baca: Foto-foto Cantiknya Istri Fildan Baubau, Lagi jadi Sorotan karena Dibilang Mirip Artis ini

Ia mengaku, hingga saat ini sering kali kehabisan bahan baku karena sulitnya mendapatkan kain kayu gabus tersebut.

Bahan kain dari kulit kayu itu masih sedikit yang menjual dan menyediakannya.

Proses pengenalan produk uniknya ini terbilang cukup lama. Pada awal produksi Schors hanya bisa menjual belasan dompet dalam waktu satu bulan.

Karena belum terlalu diketahui masyarakat, kulit kayu yang dijadikan bahan utama dompet Schors membuat banyak masyarakat yang ingin membeli meragukannya.

Meskipun telah dideskripsikan dan memasang foto produknya di Instagram @schors.id, masih banyak yang kebingungan tentang bahan baku tersebut.

Pertanyaan-pertanyaan rapuh, cepat rusak dan perawatannya yang sulit timbul di tahun pertama produksi.

Namun, sebagai pembuat, Fadli sering mengedukasi masyarakat tentang produk buatannya ini.

Baca: Diawasi OJK, Aset BPR di Wilayah III Cirebon Meningkat 11,01 Persen

Seiring berjalannya waktu, para calon pembelinya itu pun tidak ragu untuk membeli secara online.

"Pas awal-awal, sebulan menjual satu lusin saja udah Alhamdulillah. Sekarang sebulan sudah 300-an buah terjual," ucapnya.


Harga yang dibanderol untuk produk berbahan baku kulit kayu ini berkisar antara Rp 75 hingga Rp 229 ribu.

Produk yang dijual pun tidak hanya dompet, namun kini telah menjual berbagai produk aksesoris lainnya.

Seperti, Topi, tali kamera, cover buku, case HP, hingga tas pouch yang semuanya berbahan kulit kayu.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved