Kisah Sedih Nenek Julaeha, Tinggal Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Kadang Makan Daun Dicampur Garam
Bahkan, Nenek Julaeha kadang hanya makan daun dicampur garam untuk mengganjal perutnya yang lapar.
Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Indan Kurnia Efendi
Kompas.com/ Deffriatno Neke
Nenek Julaeha (90) tinggal sebatangkara di rumahnya yang terbuat dari papan kayu di Desa Siotapina, Kecamatan Ambuau, Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. Nenek Julaeha sedang memotong daun singkong untuk di makan tanpa nasi
“Kehidupan sehari-hari tidak ada beras. Dikasih uang Rp 2.000 oleh orang, cuma beli kopi saja. Kalau sudah minum kopi sudah kenyang. Jadi kadang tidak makan tiga hari atau dua hari. Kalau tidak makan, saya sakit perut, tidak ada anak-anak di sini, saudara tidak ada, orangtua tidak ada juga, ya diam saja,” tuturnya.
Usut punya usut, sebelumnya Nenek Julaeha hanya tinggal di kebun milik orang lain.
Beruntungnya ada sebidang tanah yang dihibahkan kepadanya.
“Kebetulan ada tanah sisa dari dari HPL transmigrasi kita programkan untuk nenek tersebut, dan hibahkan tanah seluas 25 x 20 meter,” ujar Kepala Desa Siotapina, La Nelo.
Baca: Ingat Panji Trihatmodjo? Cucu Soeharto yang Sempat Jadi Idola Wanita. Kini Penampilannya Pangling!
Halaman 2 dari 2