Begini Sejarah Tradisi Ngarot di Lelea Indramayu, Hanya Perawan dan Perjaka yang Boleh Ikut

Upacara adat Ngarot selalu dilaksanakan pada Rabu minggu ketiga Desember, karena dianggap keramat.

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Ichsan
tribunjabar/ahmad imam baehaqi
Para gadis Ngarot sebelum dimulainya prosesi saresehan di Balai Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Rabu (27/12/2017) 

"Upacara Ngarot terdiri dari tiga bagian, yakni arak-arakan, seserahan dan pesta pertunjukan," ujar Edy Iriana.

Pantauan Tribun Jabar, Ngarot di Desa Lelea diikuti kira-kira 160-an muda mudi di desa tersebut. Mereka sudah bersiap sejak pagi buta. Merias diri agar tampil secantik mungkin.

Gadis Ngarot itu tampak sudah berkumpul di rumah Kepala Desa Lelea kira-kira pukul 09.00 WIB. Selanjutnya mereka berbaris memanjang dan diarak keliling Desa Lelea.


Arak-arakan tersebut diiringi dengan musik khas daerah Indramayu. Mereka berkeliling desa hingga menempuh jarak kira-kira sejauh 2 km sebelum finish di Balai Desa Lelea.

Kedatangan peserta Ngarot disambut Tari Topeng, Ketuk, dan Ketuk Tilu. Di sepanjang jalan Desa Lelea juga tampak dipadati pedagang yang menjajakan berbagai makanan dan minuman.

Selain itu, tampak penjual pakaian dan berbagai aksesori serta wahana hiburan turut memenuhi beberapa sudut jalan. Acara tersebut dipadati ribuan warga. Mereka tampak antusias menyaksikan arak-arakan Ngarot.

Di Balai Desa Lelea, muda-mudi peserta Ngarot menerima beberapa sarana pertanian dari Kepala Desa. Di antaranya, bibit padi, kendi, pupuk, cangkul, dan lainnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved