Longser Injuk, Hiburan Segar yang Mengocok Perut Tanpa Sudutkan Lawan Main
Suara gelak tawa tidak henti terdengar ketika pemain pertunjukan Longser Injuk mulai beraksi di Celah-Celah Langit (CCL).
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG- Malam itu, Kamis malam (7/12/2017), gemercik rintik hujan masih terus membasahi Kota Bandung, termasuk gang kecil di belakang Terminal Ledeng.
Di sana, telah hadir para seniman yang berkumpul di CCL.
CCL adalah sebuah ruang ekspresi aktivitas kesenian yang didirikan oleh Iman Soleh di halaman rumahnya yang bertempat di Gang Bapak Eni Ledeng No 8.
Setelah adzan Isya berkumandang, dari masjid terdengar pengumuman.
Persela Lamongan Datangkan Penyerang Belanda, Persib Bandung Kapan Menyusul? https://t.co/h2CKRFkKkM via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 7, 2017
"Hari ini akan ada pertunjukan longser injuk di CCL, yang mau menonton harap bersiap-siap. Jangan lupa gunakan pakaian hangat," begitulah pesan yang disampaikan melalui pengeras suara masjid.
Tak lama berselang, barisan tempat duduk di CCL terisi satu persatu baik dari warga, mahasiswa, maupun wisatawan asing.

Suara gelak tawa tidak henti terdengar ketika pemain pertunjukan Longser Injuk mulai beraksi di Celah-Celah Langit (CCL).
Baca: Pascakebakaran Pasar Cijerah, Pemilik Kios Kumpulkan Barang yang Bisa Diselamatkan
Aksi Longser Injuk yang mengocok perut penonton ini membahas sosialisasi undang-undang pemajuan kebudayaan.
Mereka meloncarkan berbagai lelucon yang bernada sinis.
"Seniman selalu menjaga budaya, tapi budaya tidak menjaga kita."
Di saat lain ada humor bernada kelegaan dan harapan.
"Jangan ngejual ceu Popon (seniman), soalnya sekarang seniman beserta karya dilindungi. Jadi enggak akan dicuri negara lain."