Gas 3 Kg Langka
Warga di Ujungberung Sempat Berebut Gas 3 Kg: Saya Gak Kebeli Gas 5,5 Kg
Elpiji sudah beberapa hari sulit ditemukan di tingkat eceran. Tidak sedikit warga beralih ke kayu bakar.
Penulis: Siti Fatimah | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.CO.ID,BANDUNG - Warga sekitar Pasir Jati dan Pasir Wangi Kecamatan Ujungberung dan Cilengkrang kesulitan mendapatkan elpiji atau gas 3 kilogram.
Elpiji sudah beberapa hari sulit ditemukan di tingkat eceran.
Tidak sedikit warga beralih ke kayu bakar.
Yuningsih, warga Cikoang, Jatiendah, Kecamatan Cilengkrang mengaku sudah tiga hari ini tidak bisa mendapatkan elpiji 3 kg.
Ia sudah mencari-cari di warung bahkan ke agen terdekat namun barang selalu kosong.
"Bukan saya saja, banyak yang cari gas tiga kilo, tapi susah. Kemarin sempat ada, rebutan. Saya ngga dapat, " katanya, Rabu (6/12/2017).
Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai asisten rumah tangga ini mengaku disarankan untuk beralih ke elpiji 5, 5 kg, namun ia mengaku keberatan karena tidak mampu untuk membeli.
Biasanya ia menggunakan elpiji 3 kg bisa untuk pemakaian dua minggu.
"Saya tanya ke warung-warung kenapa susah, katanya ditahan (penyalurannya), biar pada pakai gas pink (bright gas 5,5 kg). Saya ditawarin tapi ngga mampu, mahal, gak sanggup beli, tabung kosongnya aja 38 ribu, belum isi," katanya.
Sulitnya mendapatkan elpiji 3 kilogram juga dirasakan Ade, warga Pasir Wangi, Ujung Berung. Perempuan yang sehari-hari berjualan bakwan atau bala-bala ini mengaku sudah mencari hingga ke tingkat agen kecil, namun barang selalu kosong.
"Sudah coba juga ke pom bensin, sama susah. Kalau pun ada, harus antre panjang, " katanya.
Ngadio, salah satu pedagang elpiji eceran di Pasir Wangi, Ujung Berung mengaku pasokan elpiji 3 kg agak tersendat dan berkurang. Kondisi tersebut sudah terjadi hampir satu minggu ini.
"Pasokan memang kurang, ngga tahu kenapa. Saya hanya ambil aja dari agen. Katanya sih karena banyak permintaan jadi barang ke tingkat eceran juga berkurang. Warga juga banyak yang memilih beli langsung ke agen, " katanya.
Dari pantauan Tribun di salah satu penjualan elpiji di SPBU, antrean panjang warga menunggu kedatangan pasokan gas melon yang peruntukkannya bagi warga kurang mampu tersebut.
"Pasokan seperti biasa, hanya karena banyak warga yang beli, jadi selalu habis," kata salah seorang petugas yang enggan disebut namanya.