Eksklusif Tribun Jabar

Pom Bensin Mini Kian Marak, Pemilik Sebut Lebih Praktis dan Modal Cepat Kembali

dalam sehari ia mampu menjual sekitar 180 liter bensin. Kini, ia hanya menjual bensin jenis pertalite dengan harga Rp 8.500 per liter

Penulis: Isa Rian Fadilah | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Pengendara mengisi motornya dengan bahan bakar pertalite di pom mini di Kabupaten Bandung, Jumat (24/11). Usaha Pom Mini kini marak di pinggiran jalan yang jauh dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) guna memudahkan pengendara bermotor mengisi bahan bakar. Harga tiap mesin ini bervariasi mulai Rp 15 juta hingga Rp 35 juta. 

Waryo (42), pemilik pom mini asal Melong Tengah, mengatakan, ia baru menjual bensin selama dua minggu.

Ia harus menunggu selama dua minggu untuk mendapat izin menjual bensin di tempatnya berjualan yang dikontraknya.

"Prosesnya (mendapat izin) ribet. Saya minta tanda tangan ke 10 tetangga di sebelah kiri dan 10 tetangga sebelah kanan, lalu ke RT, RW, kelurahan," ujarnya saat ditemui di tempatnya berjualan, belum lama ini.

Waryo membeli pom mini berdaya tampung 200 liter beserta alat pemadam api ringan (APAR) seharga Rp 9,5 juta.

Baca: Dijuluki Boneka Hidup, Wanita ini Bongkar Wajah Aslinya, Ternyata. . . . .

Ia hanya menjual pertalite dengan harga Rp 8.500 per liter. Dalam sehari, rata-rata ia dapat menjual 30 liter.

"Di sini jalur mati, enggak banyak kendaraan yang lewat. Saya ambil untung seribu itu juga belum kepotong listrik," katanya.

Setiap tiga hari, ia mengecek pom mini agar tetap bisa mengeluarkan takaran yang pas. "Ya, memang lama balik modalnya. Sambil jaga warung juga. Di sini orang sekalian berhenti bisa beli bensin," ucapnya.

Neneng (43), pemilik pom mini di Melong Tengah, pun baru beroperasi selama satu bulan. Ia melanjutkan usaha sang adik yang membuka cabang pom mini di tempat lain.

"Sehari saya bisa menjual sekitar 70 liter tapi enggak tentu," kata dia saat ditemui di lokasi, beberapa waktu lalu. Ia menjual dua jenis BBM, yakni pertalite seharga Rp 8.500 per liter dan pertamax Rp 9.500 per liter.

Menurut Neneng, meski mengontrak rumah, ia tak mendapat kesulitan dalam mengurus perizinan membuka pom mini di sana.

"Di sini ramainya kadang sore, kadang pagi. Kalau hujan mah sepi terus," ucap Neneng, yang setiap hari membeli dua jeriken BBM dari SPBU terdekat.

Yati (47), pemilik pom mini di Jalan Melong Nyontrol, mengaku tertarik untuk membuka pom mini untuk memaksimalkan tempat kosong di rumahnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved