Personel Hellcrust Berhasil Membuktikan, 'Hakim' Pun Nyatakan Video Klip Janji Api Layak Rilis
Meski dikemas penuh canda, pengadilan musik ini tetap berjalan pada treknya dan sesuai dengan esensinya yakni . , .
Penulis: Isa Rian Fadilah | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isa Rian Fadilah
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Gelak tawa hadirin dalam 'persidangan' di Pengadilan Musik Jilid ke-17 seakan tak bisa dibendung.
Suasana menggelitik kerap terjadi, pasalnya pertanyaan-pertanyaan dari jaksa penuntut yang diperankan Budi Dalton dan Pidi Baiq pun selalu menggoda hadirin untuk tertawa.
Meski dikemas penuh canda, pengadilan musik yang digelar di Kantin Nation The Panas dalam Jalan Ambon Bandung, Jumat (17/11/2017) tetap berjalan pada treknya dan sesuai dengan esensinya yakni mencari tahu layak tidaknya sebuah karya dari suatu band indie untuk dilempar ke publik.
Pengadilan Musik kali ini menghadirkan band death metal asal Jakarta Hellcrust sebagai terdakwa.
Baca: Fernando Torres Kemungkinan Besar Akan Bereuni dengan Rafael Benitez di Newcastle
Hellcrust yang beranggotakan Andyan Gorust, Japs, Nyoman Bije, Baken Naingoian, dan Alan Musyifa ini didakwa oleh dua orang Jaksa Penuntut, yaitu Budi Dalton dan Pidi Baiq.
Hadir dalam persidangan dua orang penggiat musik tanah air yaitu Yoga (PHB) dan Ebenz (Burgerkill) yang berada di pihak Hellcrust untuk menjadi Pembela.
Berbeda dengan Pengadilan Musik episode sebelumnya, kali ini persidangan dipimpin oleh Addy Gembel (Forgotten) yang bertugas sebagai Hakim.
6 Fakta yang Wajib Diketahui Oleh Pengguna Lensa Kontak, Nomor 5 Serem Banget! https://t.co/GvuwkSKEL5 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) November 17, 2017
Lalu, Eddi Brokoli ditunjuk untuk menjadi panitera di Pengadilan Musik kali ini.
Pengadilan Musik jilid 17 mengundang Hellcrust untuk diuji ketahanannya.
Mereka terbukti mampu bicara atas nama karyanya dan membuktikan bahwa apa yang mereka hasilkan bisa dipertanggungjawabkan dan memiliki sisi yang positif untuk kemudian dinikmati oleh para Balamaut (sebutan untuk penggemar Hellcrust).
Pengadilan Musik ini semakin menarik karena video klip "Janji Api" diputarkan untuk pertama kalinya.
Di akhir persidangan, Hakim Addy Gembel mengatakan, video klip Hellcrust berjudul Janji Api layak untuk dirilis ke publik dan akan ditayangkan perdana di situs DCDC.
Hellcrust adalah satu tubuh pelaku musik ekstrem dengan formasi personel yang bisa disebut all stars. Nama-nama yang sudah familiar di dunia musik bawah tanah ada di dalamnya, sebut saja Andyan Gorust Japs, Nyoman Bije, Baken Naingoian, dan Alan Musyifa.
Sebuah EP bertajuk Dosa (2012/Armstrech Recs] dan full length album bertaiuk Kalamaut (2016/Armstrech Recs) sudah berhasil mereka rampungkan. Materi-materi menyegarkan dalam pola musik agresif tak pernah gagal mereka sajikan.
Salah satu lagu yang paling menyita perhatian dalam album Kalamaut adalah 'Janji Api'. Menurut penutunn dari sang vokalis Japs, secara pribadi ‘Janji Api" bercerita tentang kerinduannya untuk kembali berbagi panggung, menodong mikrofon ke penonton, dan menyusun kembaii kata-kata umpatan yang tersimpan rapi selama lima tahun.
Lagu ini pun tentang kembalinya Hellcrust dengan identitas baru, wajah yang sudah saling mengenal dan terikat, bubuk mesiu yang jauh lebih padat, serta lusinan botol yang siap mereka jejalkan aksara. Sulut, lalu lempar ke kerumunan batang para pembicara di belakang, tanpa syarat.
Amunisi panas tersebut kemudian dirangkai dalam sebuah visualisasi. “Janji Api” menjelma menjadi video yang menampilkan beberapa aktivitas liar dari para personil dan kawan-kawan mereka. lni adalah video klip kedua dari Hellcrust seteiah 'Bingkai Bangkai'. Jika harus menggambarkan seberapa liar mereka dalam video klip ini, maka bayangkan segerombolan manusia urakan, ugal ugalan, bebas, penuh energi, dan berkeringat berkumpul dalam satu tempat, menyamaratakan euforia, berbagi seteguk atau selusin air pemicu adrenalin, yang kemudian berpesta pora dan bersenang-senang, dalam satu meja atau di tengah area moshpit.
Sebagai materi terbaru dari Hellcrust, video klip “Janji Api” dirilis dan dipertontonkan ke publik. Video klip ini bukan bukan video yang manis dan bisa dinikmati dengan secangkir teh manis di sore hari. Bukan juga merupakam video yang akan mudah diterima oleh semua kalangan, mengingat Hellcrust sangat frontal dan berani ketika merangkum ide-ide nakalnya dalam sebuah rangkaian sinematografi.
Ada beberapa hal yang perlu mereka luruskan terkait dengan tema yang diangkat, sehingga persepsi setengah matang masyarakat dapat dinetralisir. Pun jika tidak, setidaknya Hellcrust berdiri, pasang badan, dan berani mempertanggungjawabkan apa yang mereka sedang ingin sampaikan.
Pengadilan Musik adalah program yang diselenggarakan oleh DCDC sebagai wadah pembuktian untuk para penggiat musik yang produktif. Di sini, mereka diberi kesempatan untuk menyampaikan hal-hal penting sebagai ajang edukasi untuk para penikmatnya, sekaligus mencuri predikat 'layak' dari para pihak yang sudah teruji kredibilitasnya.
Andri Blek event manager ATAP Promotions mengatakan, Pengadilan Musik selalu berhasil mendatangkan banyak pengujung.
Tidak kurang dari 100 orang datang di setiap edisinya.
"Suasananya selalu ramai. Sekarang (kemarin) meski hujan tapi banyak yang hadir," ujarnya, saat ditemui di sela acara.
Perwakilan dari DCDC Uwie Fitriani mengatakan, Pengadilan Musik edisi ke-17 memilih Hellcrust untuk diadili lantaran pihaknya melihat ada momentum yang sangat cocok yakni dengan peluncuran video klip baru pada lagu berjudul "Janji Api".
"DCDC mendukung Hellcrust mulai dari persiapan konser, syuting, dan pembuatan video klip yang perdana ditayangkan ke publik di Pengadilan Musik ini," ucapnya.
Uwie juga menjelaskan masih banyak band-band indie yang masuk ke dalam daftar tunggu untuk bisa tampil di Pengadilan Musik.
Penggemar Pengadilan Musik bisa mendapat akses dengan mudah untuk bisa menyaksikan acara tersebut dengan adanya sistem passport.
Mereka pun akan terus diberikan informasi terbaru mengenai band yang akan diadili di Pengadilan Musik berikutnya.

"Kami memberikan edukasi juga buat mereka supaya tahu bagaimana caranya mereka jadi member. Mereka tidak kesulitan. Mereka hanya tinggal registrasi, menunjukkan barcode, lalu mereka bisa duduk di depan di Pengadilan Musik. Kami terus berusaha memberikan layanan yang terbaik apalagi untuk member DCDC Passport," ujarnya.
Ia tak bisa memberikan waktu pasti bagi sebuah band untuk tampil di Pengadilan Musik. Namun, umumnya band yang akan tampil akan diberi tahu oleh DCDC satu bulan sebelumnya.
"Sebetulnya rata-rata biasanya satu bulan sebelumnya band sudah memberi informasi ke kami tentang kegiatan baru band misalnya aktivitas ke luar negeri, bikin album baru, video klip, apapun yang berhubungan dengan karya mereka," katanya.
ATAP Promotions pada H-1 bulan mengumpulkan data band kepada DCDC, kemudian DCDC menentukan momen yang cocok untuk band diadili di Pengadilan Musik.
"Band jangan putus asa (jika belum tampil di Pengadilan Musik). Meski bulan depan kami sudah punya calon, tapi kalau ada band lain yang ternyata punya album baru yang momennya pas untuk Pengadilan Musik, band itu bisa diadili," ujarnya. (*)