Wisata ke Pangandaran Jangan Lupa Eyang Jambal
Pengelolanya saat ini Wini Widianingsih (20) mengatakan, bisnis tersebut telah dijalani keluarganya turun temurun.
Penulis: Isa Rian Fadilah | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.CO.ID, PANGANDARAN - Berlibur ke pantai Pangandaran belum lengkap jika tak membawa oleh-oleh.
Tak sulit mendapatkannya lantaran penjaja oleh-oleh Pangandaran begitu banyak di sana. Jika Anda mencari hiasan-hiasan rumah, toko oleh-oleh
Eyang Jambal bisa menjadi pilihan. Terletak tak jauh dari bibir pantai timur Pangandaran, Eyang Jambal telah eksis menjual hiasan rumah selama bertahun- tahun.
Pengelolanya saat ini Wini Widianingsih (20) mengatakan, bisnis tersebut telah dijalani keluarganya turun temurun.
Kalah dari Persela Lamongan, Pelatih Persib Bandung Malah Bilang Kalau Harga Diri Meningkat https://t.co/K7mODNP9P2 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 23, 2017
Wanita yang kini berusia 20 tahun ini melanjutkan usaha orangtuanya sejak duduk di bangku SMP.
Banyak hiasan khas Pangandaran yang bisa didapat di sini. Hampir semua selalu mengandung anyaman kerang.
Tempat tisu, pigura foto, hiasan dinding, tirai kerang, dan banyak lagi lainnya tersedia disini. Sebagian bahan baku didatangkan dari daerah lain namun sebagian besar berasal dari Pangandaran.
Hiasan dinding berukuran 1 meter yang tergantung di sana begitu memikat dengan kulit lobster yang terpasang di dalamnya. Lobster hanya dipernis dan tidak diberi pewarna.
Wini membuat hiasan berdasarkan pesanan. Ia pun pernah menerima pesanan hiasan dinding berupa cermin seukuran badan orang dewasa dengan pernak pernik kerang.
Seluruh aksesori yang dijual di sini selalu dilengkapi susunan kerang yang amat rapi sebagai ciri khas buah tangan Pangandaran.
Meski terlihat cukup rumit, siapa sangka kalau hiasan dinding di sini dibuat hanya dalam waktu satu hari.
"Menganyam kerang itu susah karena harus satu-satu," katanya.
Menguak Misteri Dr Azhari: Lihai Dalam Penyamaran, Tewas di Tangan Tim Walet Hitam https://t.co/o7544WwcpF via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 23, 2017
Hiasan dinding besar dibuat dari triplek, kayu, kerang, dan lobster. Bagian dalam dan bingkainya dilapisi pasir pantai yang telah menempel oleh lem kayu.
Ada dua jenis pasir pantai yang digunakan; pasir hitam dan putih. Pasir hitam digunakan untuk melapisi bingkai, sedangkan pasir putih diterapkan pada bagian dasar hiasan.
Hiasan dinding berukuran satu meter ini pun dijual dengan harga beragam, mulai Rp 300 ribu hingga Rp 370 ribu.
"Kebanyakan hiasan-hiasan dinding yang aneh-aneh itu dibeli sama orang bule," ujar Wini saat ditemui di pantai timur Pangandaran, kemarin.
Untuk kategori hiasan dinding, tulisan lafadz Allah yang lebih terjangkau lebih banyak terjual.
Hiasan lafadz ini bisa dibawa pulang dengan merogoh kocek Rp 40 ribu saja. Untuk detail yang lebih rumit pun tak terlalu tinggi harganya, cukup Rp 90 ribu.
Taksi Online Harus Dipasangi Stiker Khusus, Rute Operasi Ditentukan Gubernur https://t.co/POfpHr6VOG via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 23, 2017
Untuk hiasan lafadz, ia mampu membuat sebanyak 10 pasang dalam sehari.
Hiasan dinding dibuat oleh perajin yang berbeda. Penganyaman kerang dikerjakan oleh wanita karena pekerjaan ini butuh kesabaran.
Susunan kerang yang dianyam di setiap hiasan yang dijual di sini begitu presisi, simetris, dan memikat. Pemilihan warna kerang pun diperhatikan.
Layaknya penjaja aksesoris oleh-oleh pada umumnya, hari-hari besar seperti lebaran dan tahun baru menjadi musim 'panen' mereka.
"Bisa sampai Rp 20 juta satu minggu omzetnya," katanya.
Ia tak hanya mengandalkan penjualan di toko. Eyang Jambal kerap mengirim aksesoris ke Belitung, Jawa Timur, dan daerah lainnya.
"Satu kali kirim itu bisa sampai satu truk. Itu untuk dijual lagi," ucapnya.
Eyang Jambal terletak di bibir pantai barat Pangandaran. Dari Hotel Century, Anda hanya perlu berjalan 50 meter untuk mencapainya. (*)