Pilkades di Rancaekek Rawan Konflik? Terindikasi Ada Provokator
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Deda di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, dikawal ketat personel kepolisian.
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Deda di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, dikawal ketat personel kepolisian.
Pengawalan tersebut merupakan penjagaan karena dikhawatirkan terjadi kericuhan atau gesekan di masyarakat selama proses Pilkades berlangsung.
Meskipun begitu, Camat Rancaekek, Baban Banjar, menampik bila wilayahnya disebut daerah rawan konflik atau kericuhan.
Baca: Berulangkali Nonton Film Bokep Sesama Jenis, Pria 45 Tahun Itu Terkam Bocah Lelaki Tetangganya
Menurutnya, banyaknya personel kepolisian yang berjaga hanya bagian dari pejagaan dan merupakan tindakan preventif.
"Bukan daerah rawan konflik, hanya ditakutkan ricuh karena selisih satu suara saja," ujar Baban Banjar ketika ditemui Tribun Jabar di Kantor Kecamatan Rancaekek, Jumat (20/10/2017).
Baban Banjar mengungkapkan, yang membuat wilayahnya 'sedikit memanas' adalah karena adanya provokator dan penjudi hasil Pilkades.
Bunuh Suami karena Cemburu Buta, Tak Disangka Ini Unggahan Istri Sang Ketua DPRD di Hari Penusukan https://t.co/jjNDfUis9w via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 20, 2017
Padahal, menurutnya, dari para calon kepala desa justru tidak ada masalah terkait hasil pemilihan.
"Ada provokator saja," ujarnya.
Pleno Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Rancaekek Kulon, Kecamatan Rancaekek, sendiri dilakukan di kantor Kelurahan Rancaekek Kencana.
Keputusan pelaksanaan pleno Pilkades yang meminjam kantor kecamatan Rancaekek Kencana diambil setelah wilayah Desa Rancaekek Kulon dianggap tidak kondusif dan rawan gesekan antar warga. (*)