12 Tahun Dianggap Bunuh Diri, Kini Terkuak Penyebab Kematian Gembong Teroris dr Azhari Sebenarnya
Komjen Pol Arif Wachjunadi menguak peristiwa kematian almarhum Dr Azahari Bin Husin setelah 12 tahun menjadi misteri.
TRIBUNJABAR.CO.ID - Komjen Pol Arif Wachjunadi menguak peristiwa kematian almarhum Dr Azahari Bin Husin setelah 12 tahun menjadi misteri.
Dia menegaskan, di hari kematian Azahari, pria asal Malaysia itu ditembak menggunakan peluru dari pihak kepolisian.
Saat itu, terdapat tim khusus Kepolisian yang bernama CRT 1 yang ditugaskan secara diam-diam dari Jakarta ke Malang untuk bertugas mengepung otak dari kegiatan terorisme dari 2001 hingga 2005.
Bunuh Suami karena Cemburu Buta, Tak Disangka Ini Unggahan Istri Sang Ketua DPRD di Hari Penusukan https://t.co/jjNDfUis9w via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 20, 2017
"Saya tegas mengatakan, Dr Azahari tewas tertembak peluru dari polisi. Dia bukan bunuh diri seperti yang dibicarakan banyak pihak," ucap dia di Jakarta, Rabu (19/10/2017).
Asap yang keluar dari rumah yang dikepung itu, bukan berasal dari bom bunuh diri oleh Azahari.
Namun, bom yang diledakkan oleh seorang pelaku lainnya yang ada di dalam rumah melihat Azahari tewas tertembak.
Hal itu dikuatkan dari posisi anggota CRT 1 yang berada hanya 11 meter dari Azahari. Serta bukti dua luka bekas peluru di tubuh Azahari.
"Setelah Azahari tewas tertembak, pelaku lainnya meledakkan diri. Bukan Azahari yang meledakkan bom tersebut," jelas dia.
Baca: Pandai Simpan Rasa Sakit di Depan Kamera,Nagita Bikin Netizen Sedih Saat Melihatnya di Ruang Make Up
Semua hal itu, kata Arif berada di dalam buku yang dibuat olehnya dengan judul "Misi Walet Hitam; Menguak Misteri Dr Azahari," yang dikumpulkan datanya selama dua tahun dan diterbitkan penerbit Kompas.
Buku 17 bab itu, kata pria yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Utama Lemhanas tersebut, menceritakan semua hal terkait dengan operasi yang dilakukan untuk membekuk gembong terorisme di Indonesia.
Serta, sebagai apresiasi kepada kelompok "Walet Hitam" yang telah dibentuk saat itu untuk bertugas menangkap Azahari hidup atau mati.
Dalam buku tersebut, tercatat pula peran dari masing-masing anggota teroris yang dikenal seperti Ali Imron, Noordin M Top, Mukhlas, Imam Samudera dan anggota lainnya.
"Saya menulis semua lengkap sebanyak 16 bab, termasuk peran, nama panggilan, cara mereka berkomunikasi dan bagaimana pintarnya Dr Azahari," ujar dia.
Baca: Belum Ada Sebulan Bertunangan, Pedangdut Ini Pamer Video Pijit-pijitan di Kamar Berdua Tunangannya
Arif menjelaskan saat kejadian berlangsung yakni pada akhir 2005, dirinya menjabat sebagai Kabag Ops Kor Brimob Mabes Polri.
Dia juga sempat menanyakan berbagai hal kepada anggota teroris yang tertangkap.
"Seluruh isi buku, ini hasil wawancara saya dengan berbagai pihak yang terlibat langsung saat penangkapan dan semua pihak yang mengenal Azahari," tandasnya.
Bukan hanya itu, Arif menjelaskan, setelah penulisan buku rampung, Arif mengumpulkan banyak pihak termasuk orang-orang yang terlibat saat penembakan Dr Azahari.
Tujuannya, mereka melakukan rekonstruksi ulang di rumah tempat kejadian perkara yang terletak di Kota Batu.
"Saya ingin memastikan kembali apa yang saya tulis dalam buku benar adanya dan sesuai dengan kejadian saat itu," kata Arif. (Tribunnews/Amriyono Prakoso)
Didi Mahardika - Vanessa Angel Disebut Kena Karma, Jane Shalimar Beri Sindiran Menohok: Sujud Syukur https://t.co/5f3dC7ZMG0 @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 20, 2017