Krisis Air Bersih, Warga Sipatahunan Pakai Air yang Ada Sampah Plastiknya dan Styrofoam
Sebagian warga Kampung Sipatahunan, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung masih mengalami krisis air
Penulis: Yudha Maulana | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yudha Maulana
TRIBUNJABAR.CO.ID, BALEENDAH - Sebagian warga Kampung Sipatahunan, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung masih mengalami krisis air bersih, kendati memasuki musim penghujan.
Ketidaktersediaan air ini membuat warga memanfaatkan air dari danau buatan, Situ Sipatahunan.
Ubun (48), salah seorang warga, berupaya untuk membuat sumur resapan.
Namun, setelah digali, kualitas air yang diharapkan tak lekas didapatkan jua.
Baca: Deretan Nama Asli Artis dan Aktor Papan Atas Indonesia, Nomor 8 Sudah Terkenal
Ia menduga, lokasi kampung yang berada dekat dengan tebing-tebing batu, membuat dirinya kesulitan mendapatkan air.
"Saya baru pindah ke sini, sekitar awal tahun 2000-an. Karena susah mendapatkan air dari sumur, ya akhirnya mau tidak mau mengambil air dari situ (danau)," kata Ubun di kediamannya, Kamis (12/10/2017).
Bikin Kaget! Buka Pintu Toilet, Pria Ini Temukan Makhluk Hitam Berkepala Kecil Namun Bertubuh Besar https://t.co/kiIDSzriCh via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 12, 2017
Ia mengatakan, dengan bermodal jeriken berukuran 30 liter dan sebuah gerobak. Ia pastikan, air yang ia ambil cukup untuk memenuhi kebutuhan mandi cuci dan kakus (MCK) dalam sehari.
"Ini saya lakukan setiap hari, mau gimana lagi kan susah dapat air kalau dari sumur, jalan kakilah ke danaunya, di situ ada torren yang terpasang di pinggir danau," ujar Ubun.
Pantauan Tribun Jabar, air di Situ Sipatahunan tak begitu jernih.
Terlihat beberapa sampah plastik dan stereofoam mengambang di atas danau yang diperuntukan untuk irigasi warga itu.
Sejumlah warga menghabiskan waktunya untuk memancing di danau.
Warga lainnya, Yayat Ruhiyat (51), tak hanya mengambil air dari Situ Sipatahuan. Tapi juga menampung air dengan pipa ketika hujan tiba.
"Kemarau sekarang lebih parah, banyak warga yang datang ke Sipatahunan untuk mengambil air," katanya. (*)