HUT ke-72 TNI: Jenderal Soedirman, Panglima Perang yang Tak Bisa Digertak
Para komandan sektor bawahannya diminta berkumpul di Magelang untuk merundingkan siasat merebut Ambarawa.
"Menjelang fajar," tulis Vaandrig (pangkat bintara militer di bawah letnan dua) Oetojo Kolopaking (Intisari Maret 1968), "beberapa pesawat Dakota hijau belang-belang menderu bersama pesawat pemburu Mustang cocor merah di atas kota."
"Dalam keadaan yang mencekam itu, para perwira di rumah dinas Pak Dirman keluar untuk menilai medan, lalu kembali lagi mendekati Pak Dirman yang berdiri di serambi depan. Mereka membisikkan sesuatu padanya dengan mendekatkan kepala masing-masing, ke kepala Pak Dirman, seakan-akan khawatir kalau bisikannya akan terdengar oleh serdadu Belanda dalam pesawat yang menderu-deru."
Artikel ini pernah dimuat di Intisari edisi Oktober 2000 dengan judul "Soedirman Sang Guru yang Jadi Panglima" dan ditulis ulang oleh Moh Habib Asyhad.