Begini Penjelasan BPOM tentang Heboh Nata de Coco yang Dicampur Pupuk Urea di Majalengka
Tetapi, amonium sulfat yang diperbolehkan untuk membuat Nata de Coco adalah amonium sulfat berjenis food grade.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Beberapa waktu lalu muncul temuan di Majalengka mengenai produk manisan buah kelapa dari Nata de Coco yang dicampur pupuk urea dalam proses pembuatannya.
Ternyata maksud dari pencampuran pupuk tersebut adalah untuk proses fermentasi.
Baca: Kaum Disabilitas Sambut Hangat Kehadiran Bus Umum untuk Mereka di Bandung
"Jadi untuk Nata de Coco kan produk fermentasi, jadi dibutuhkan Acetobacter xylinum, satu di antara jenis mikroba," ujar Kepala Balai Pengawasan Obat Makanan (BPOM) Bandung, Abdul Rahim kepada wartawan di Bandung, Rabu (4/10/2017).
Cuitan di Twitter Bikin Geger, Nafa Urbach Tulis Sindiran Pedas, Begini Jawaban Nikita Mirzani https://t.co/DjYfWOI24S via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 4, 2017
Kemudian bakteri tersebut membutuhkan makanan berupa nitrogen dari amonium sulfat.
Amonium sulfat itulah yang ada di dalam pupuk urea atau pupuk ZA.
Tetapi, amonium sulfat yang diperbolehkan untuk membuat Nata de Coco adalah amonium sulfat berjenis food grade.
"Kasus di Majalengka, kita belum tahu menggunakan amonium sulfat di pupuk atau food grade, yang boleh untuk makanan," kata Abdul Rahim.
Diserang Berita Hoax, Reaksi Egy Maulana Bikin Kagum, Netizen: Gimana Ngga Bikin Bangga Coba? https://t.co/Pm7Nyoxd1F via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 5, 2017
Ia juga mengatakan dalam proses fermentasi, amonium sulfat memang boleh digunakan melalui persyaratan tertentu.
Tetapi dalam proses akhirnya, tidak boleh ditemukan adanya amonium sulfat dalam bahan makanan yang diolah.
Abdul Rahim mengatakan akan memeriksa kembali kandungan amonium sulfat yang digunakan pada produksi Nata de Coco di Majalengka tersebut.
Beberapa waktu lalu terjadi penggerebekan pada sebuah pabrik Nata de Coco di Majalengka yang diduga proses produksinya dicampur menggunakan pupuk urea.
Hingga saat ini Polres Majalengka masih menunggu proses pemeriksaan uji laboratorium
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/kepala-bpom-bandung-abdul-rahim-tengah_20171004_125508.jpg)