Peristiwa G30S PKI
Sandang Nama Belakang Aidit, Begini Ilham Aidit Mengenang Beban Berat Hidupnya
Melihat tulisan yang menyebut nama ayahnya, Ilham kecil langsung gemetar tubuhnya, dan meyakinkan bahwa dirinya akan menjadi musuh negara.
TRIBUNJABAR.CO.ID- Ilham Aidit, anak Dipo Nusantara Aidit, akhirnya bisa melepas beban berat dengan nama ayahnya yang melekat pada dirinya selama 44 tahun yang dianggap sebagai musuh negara.
Bagaimana ia bisa melewati masa berat setelah pecahnya pemberontakan Gerakan 30 September 1965 atau dikenal dengan G30S/PKI?
Ia menceritakan bahwa dirinya yang saat itu berusia 6,5 tahun saat melihat tulisan di dinding besar yang bertuliskan 'Gantung Aidit' seakan-akan sudah tahu bahwa kehidupannya ke depan akan sulit.
Waktu itu 1 Okteber 1965, tidak tahu mengapa Ilham ingin keluar rumah begitu pagi sekitar pukul 05.30 WIB dan langsung melihat tulisan bahwa ayahnya harus digantung.
Tommy Kurniawan Taarufan,Sang Mantan Istri Mesra dengan Kekasih Baru. Netizen: Lebih Cocok yang Ini https://t.co/gJMzcKWFVL via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 21, 2017
"Entah kenapa seperti ada yang berbisik pada waktu itu, kalau mulai dari hari ini hidup saya akan lebih sulit," kata Ilham Aidit menceritakan pada masa itu di Gedung Nusantara V DPR RI, Jakarta, Jumat (1/10/2010).
Melihat tulisan yang menyebut nama ayahnya, Ilham kecil langsung gemetar tubuhnya, dan meyakinkan bahwa dirinya akan menjadi musuh negara.
"Padahal seminggu yang lalu bahkan sebulan sebelumnya saya sempat bertemu dan bermain dengan ayah saya (DN Aidit)," ujarnya.
Baca: Putra Jenderal Ahmad Yani: Saya Saksikan Langsung Bapak Ditembak, Diseret
Nasib baik masih berpihak kepadanya, ternyata masih ada orang yang mau mengangkatnya sebagai anak.
Namun, beban berat hidupnya ternyata belum bisa terlepas dengan menyandang nama belakang Aidit.
Apalagi saat dirinya duduk dibangku SMP, banyak sekali teman-temannya yang mengejek dirinya dengan kata-kata 'Aidit gantung'.
Hal tersebut cenderung membuatnya marah bahkan harus berkelahi walaupun dalam setiap perkelahian Ilham mengaku selalu kalah.
"Bukan Kebintanganmu yang Kami Puja, Tapi Loyalitas yang Kami Minta" https://t.co/sUf3leQJty via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 21, 2017
"Karena badan saya kecil, kebanyakan saya kalah dalam berkelahi karena yang dihadapi besar-besar," katanya.
Sampai akhirnya seorang Pastur yang berada di sekolahnya tersebut memanggilnya dan mengajak Ilham kecil bercerita.
Pastur tersebut mengatakan bahwa ia tahu latar belakang Ilham dan cerita masa lalunya.
Baca: Belasan Tahun Tinggal di Tengah Jalan, Keluarga Ini Akhirnya Pindah Rumah
"Ia mengamati raport saya setiap catur wulan selalu baik dan ia menasehati saya banyak hal," katanya.
Setelah itu, ia mengaku bahwa dirinya berupaya keras untuk mengubur nama Aidit yang berada di nama belakangnya.
Buat yang Belum Tahu, Ini Makna 212 pada Kapak dan Dada Wiro Sableng https://t.co/v00DLBhcqw via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 21, 2017
Bahkan setiap kali ia akan menulis nama, ia selalu berhenti lama untuk ingin menuliskan nama Aidit di belakangnya tetapi hal tersebut selalu diurungkannya dan selalu berusaha menutup serapat-rapatnya.
"Kalau saat mengisi nama dalam kertas ujian, saya selalu lama menulis nama Aidit di belakang nama saya," kata Ilham Aidit mengenang saat itu.
Setelah 44 tahun akhirnya pada tahun 2003, ia mulai bisa menuliskan nama lengkapnya Ilham Aidit setelah dirinya bergabung dalam Forum Silaturahmi Anak Bangsa.
"Saat itu, saya bergandengan dengan Amelia (Anak Jenderal Achmad Yani) dan saat itu Kompas menulis nama saya dengan lengkap. Itulah awal dari kehidupan yang baru," kata Ilham Aidit. (Arsip Tribun, 1 Oktober 2010/Srihandriatmo Malau).