Calon Dokter Asal Belanda Terkejut Masih Ada Praktik Pemasungan di Cianjur

Kedatangannya untuk bertanya secara langsung agar mendapat jawaban dan alasan kenapa masih ada pemasungan

Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Kisdiantoro
ISTIMEWA
FOTO BERSAMA - Danielle de Nobel calon dokter asal Belanda melakukan foto bersama Komunitas Sehat Jiwa setelah melakukan kunjungan ke seorang pasien gangguan jiwa yang masih dipasung di Kecamatan Sukaluyu, beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin

TRIBUNJABAR.CO.ID, CIANJUR - Calon dokter asal Amsterdam University Belanda, Danielle de Nobel, mengaku kaget dan miris melihat masih adanya warga Sukaluyu, Kabupaten Cianjur yang dipasung keluarganya sampai saat ini.

Jika dihitung pemasungan sudah berlangsung selama 10 tahun. Hal tersebut ia temukan saat mendatangi Cianjur untuk keperluan observasi yang menunjang data-data untuk perkuliahannya di bidang kedokteran.

Tiba di Cianjur, ia merasa tertarik untuk berdiskusi dan mengunjungi keluarga pasien yang dipasung.

Kedatangannya untuk bertanya secara langsung agar mendapat jawaban dan alasan kenapa masih ada pemasungan untuk pasien yang mengalami gangguan jiwa.

"Beberapa waktu lalu kami antar Danielle ke rumah satu pasien yang dipasung," ujar dr Yuli Hendrika Sugiharti, relawan Komunitas Sehat Jiwa Kabupaten Cianjur, saat dihubungi melalui telepon selular, Kamis (21/9).

Ia mengatakan pada intinya calon dokter asal Belanda tersebut tertarik dengan kegiatan komunitas sehat jiwa yang mempunyai program pembebasan untuk warga yang dipasung, serta program pengobatan lainnya bagi pasien dengan gangguan jiwa.


"Dia tertarik dengan apa yang dilakukan yayasan kami mengenai pembebasan warga yang dipasung," katanya.

Tiba di Sukaluyu ia terlihat bersemangat saat melihat langsung keadaan pasien yang dipasung. Selesai melihat kondisi pasien ia sedikit berdiskusi dengan keluarga dan komunitas sehat jiwa. Dari hasil diskusi belakangan diketahui bahwa yang dipasung itu hampir 10 tahun dan memiliki latar belakang pendidikan dan ekonomi yang baik.

"Jadi tugas kami memberikan edukasi kepada pihak keluarga agar tak memasung lagi keluarganya karena mengalami gangguan jiwa, semua bisa diobati terbukti dengan beberapa pasien yang telah kami bebaskan dari pasung dan menjalani program pengobatan mereka berangsur membaik kondisinya," katanya.

Ia mengatakan bukan perkara mudah untuk memberikan pemahaman karena program bebas pasung masih memiliki berbagai kendala satu di antaranya dari pihak keluarga. Meski demikian ia optimistis dengan usaha terus menerus dan kerjasama dengan semua pihak hal tersebut bisa dilewati.

Ia mengatakan calon dokter dari Belanda tersebut merasa miris, prihatin, dan cukup kaget dengan perlakuan keluarga yang masih memasung.

Danielle juga cukup kaget dengan jumlah penderita gangguan jiwa yang cukup banyak jumlahnya di Kabupaten Cianjur.

"Setelah kami kemukakan jumlahnya, ia kaget ternyata kasusnya banyak dan cukup bervariasi," katanya.

Yuli mengatakan bahwa hasil kunjungan calon dokter Belanda tersebut akan dijadikan bahan kajian dan evaluasi. Menurutnya pengalaman yang didapat di Cianjur tersebut juga akan dibawa ke negeri Kincir Angin sebagai pengetahuan.

"Kami saling bertukar informasi dan pengalaman, lalu berdiskusi setelah melakukan kunjungan dalam suasana yang berlangsung santai," katanya.

Penasehat Komunitas Sehat Jiwa, Nurhamid, mengatakan bahwa kunjungan calon dokter Belanda tersebut memang tak direncanakan sebelumnya.

"Ia datang sebagai wisatawan mengunjungi berbagai daerah di Cianjur," katanya.

Nurhamid mengatakan turis tersebut mendapat informasi dari seseorang tentang keberadaan komunitas sehat jiwa lalu ia tertarik untuk mengikuti kegiatannya. Kebetulan saat itu komunitas sehat jiwa akan mengunjungi seorang warga yang mengalami gangguan jiwa dan dipasung keluarganya.

"Dia mengaku kaget dan unik dengan perlakuan terhadap pasien gangguan jiwa di Cianjur," ujarnya.

Nurhamid mengatakan Danielle menyempatkan waktu selama dua hari untuk mengikuti kegiatan komunitas sehat jiwa. Selama mengikuti kegiatan Daniela lebih banyak memperhatikan dan mencatat apa yang menjadi temuan baru yang sebelumnya ia tak mendapatkan di negerinya.(fam)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved