Kronologi Kasus Pelajar Korban Tradisi "Gladiator", Setelah Setahun Akhirnya Para Pelaku Tertangkap
Kasus ini kembali muncul di permukaan karena sang ibu, Maria Agnes yang masih sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa sang anak.
TRIBUNJABAR.CO.ID, BOGOR - Beberapa waktu ini, masyarakat menyoroti kasus tewasnya pelajar SMA Budi Mulya, Jalan Kapten Muslihat, Bogor Tengah, Hilarius Christian Event Raharjo.
Diketahui, kasus ini kembali muncul di permukaan karena sang ibu, Maria Agnes yang masih sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa sang anak.
Melansir dari Tribun Bogor, Maria Agnes mengungkapkan kejadian nahas tersebut melalui akun media sosialnya dan menjadi viral.
Ayu Ting Ting Foto Bareng Aktor Korea Minho SHINee,Netizen Justru Fokus pada Bagian Tubuh Minho ini https://t.co/eyJoLq0R7G via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 21, 2017
Maria bercerita, dirinya baru tahu bila sebelum meninggal putranya sempat diadu di tengah lapangan basket.
Pertarungan satu lawan satu tersebut disaksikan oleh puluhan pelajar lain.
"Kejadiannya sebelum pertandingan basket, Hila diminta untuk mewakili sekolahnya, padahal sudah menolak tapi dipaksa, beberapa pelaku promotor sudah dikeluarkan dari sekolahnya, tapi masih ada yang berkeliaran bebas, saya ingin semua yang terlibat mendapat hukuman," katanya kepada wartawan, Jumat (15/9/2017).
Ia juga mengklarifikasi informasi yang beredar bahwa kematian putranya bukanlah disebabkan karena sakit.
"Saya aja baru tahu setelah Hila dimakamkan, ternyata Hila itu dibunuh, diadu dengan pelajar dari sekolah lain, saya tahu dari beberapa saksi dan surat pernyataan dari pelaku," jelasnya.
Lebih jauh dia mengatakan bahwa, ketika itu, dirinya memang menolak dilakukan autopsi terhadap jasad Hila, sehingga kasus tersebut pun seolah menghilang begitu saja.
"Tolong empati sedikit, anak saya yang sehat tiba-tiba disiksa hingga meninggal, kemudian harus menjalani autopsi, saya tidak mau dan akhirnya saya menyembunyikan diri saya," tandasnya.
Diketahui, apa yang dialami oleh Hila adalah tradisi yang digelar pelajar dua sekolah ternama di Kota Bogor.
Melansir dari Tribun Bogor, Hila didesak rekan-rekannya untuk mengikuti tradisi 'Bom-boman' di lapangan basket SMA Negeri 7 Kota Bogor.
Maria Agnes kembali menjelaskan bahwa tradisi 'Bom-boman' adalah kegiatan dua pelajar berkelahi satu lawan satu sambil ditonton puluhan pelajar lain.
"Biasanya disebut bom-boman, atau seperti gladiator yang ditonton banyak orang, tradisi itu sudah ada sekira tahun 2000an," katanya, Jumat, (15/9/2017) di kediamannya di Gang Andon, RT 6/ 4, Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Maria Agnes juga tidak menyangka putranya menjadi korban tradisi tersebut.