Persib Bandung
Persib Di-Sanksi PSSI Terkait Rohingya, Komisi X DPR RI Akan Bahas Bersama Kemenpora
Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dalam waktu dekat akan mengadakan . . .
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Dedy Herdiana
"Dapat bantuan dari manapun saya pikir kita harus membantu orang yang membutuhkan, yang punya hidup tidak enak," kata Kim Jeffrey Kurniawan.
Menurutnya, selagi masih bisa membantu pasti ia akan ikut bergabung.
Uang itu pun menurutnya bukan untuk PSSI, tetapi untuk orang-orang Rohingya di Myanmar.
Posko Pengumpulan Koin
Antusiasme masyarakat terhadap aksi pengumpulan koin untuk membayar denda yang ditanggung Persib Bandung akibat koreografi bertuliskan "Save Rohingya" cukup tinggi.
Terlihat dari posko pengumpulan koin di Viking Original Merchandise, pelataran Stadion Sidolig Bandung.
Pantauan Tribun Jabar, banyak orang yang lalu lalang memasukkan koin ke tabung berukuran sekira satu meter.
Mereka datang sendiri-sendiri dan adapula yang membawa serta teman-temannya.
Posko yang sebenarnya menjadi tempat menjual baju dan pernak-pernik Persib Bandung ini didatangi juga oleh beberapa orang yang membawa turut serta keluarganya.
Tabung yang berada di pintu masuk itu pun terlihat sudah cukup penuh dengan uang pecahan Rp 500, Rp 200, dan Rp 1000.
PSSI Dinilai Gegabah
Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa mempertanyakan, keputusan PSSI mendenda Persib Bandung atas aksi koreografi bobotohnya dalam mendukung Rohingya.

"Saya perlu mengingatkan PSSI, apa sih inti sebenarnya dari event olahraga? Untuk menjunjung tinggi sportivitas dan solidaritas bukan?" kata Ledia dalam pernyataannya, Sabtu (16/9/2017).
"Maka, aksi bobotoh terkait pembuatan koreografi 'Save Rohingya' adalah bukti bahwa bobotoh punya solidaritas kemanusiaan. Solidaritas pada sebuah aksi kekerasan yang melanggar hak asasi manusia."
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu pun meminta PSSI jangan gegabah dalam menjatuhkan sanksi.
"Gegabah sekali kalau aksi solidaritas pada kemanusiaan dianggap salah. Kesalahan itu justru saya lihat ada pada gampangnya PSSI mengkaitkan aksi koreografi ini sebagai tindakan politis bahkan SARA," ujarnya.
Krisis Rohingya, kata Ledia sudah menjadi isu internasional.