Sejak Ada Ojek Online Pendapatan Tukang Ojek Pangkalan Berkurang
Ojek pangkalan berharap pemerintah mau memperhatikan nasib masyarakat kecil seperti mereka dengan . . .
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNJABAR.CO.ID, SUMEDANG - Solihin (55) adalah tukang ojek yang biasa menunggu penumpang di Pangkalan Ojek Warung Kalde 02, Jatinangor.
Pengalamannya menjadi tukang ojek bukan hanya setahun dua tahun, melainkan sudah lebih dari 20 tahun.
Selama itu pula Solihin baru merasakan pendapatannya berkurang setelah ada ojek online.
Hal tersebut diungkapkan Solihin ketika ditemui Tribun Jabar di Pangkalan Ojek Warung Kalde 02, Jatinangor, Jumat (15/9/2017).
Baca: Ely Sugigi Pamerkan Akta Cerai dengan Ferry Anggara, Netizen Dibuat Kaget Karena Perbedaan Umurnya
"Semenjak ada ojek online ramai itu memang ada perbedaan, terasa oleh kami para tukang ojek pangkalan," ujar Solihin.
Menurutnya, hal yang paling menonjol semenjak adanya ojek online adalah pendapatan yang berkurang.
Sudah Terkenal dan Kaya Raya, Artis Ini Tak Malu Bagikan Potretnya di Kala Susah di Tempat Berlumut https://t.co/ZBSVBrwT3l via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 15, 2017
Sebelumnya pendapatan para tukang ojek pangkalan dapat mencapai hingga seratus ribu rupiah per hari.
Sementara setelah ada ojek online, pendapatan para tukang ojek pangkalan anjlok hingga Rp 50 ribu saja per hari.
"Rp 50 ribu pun itu sudah syukur, kadang hanya Rp 30 ribu," keluh Solihin.
Hal serupa disampaikan Karim Supriatna (46), tukang ojek yang juga 'mangkal' di Pangkalan Ojek Warung Kalde, Jatinangor.
Karim mengaku, semenjak ada ojek online, pendapatan menjadi berkurang, mahasiswa jadi jarang menggunakan jasa ojek pangkalan lagi.
"Rezeki jadi agak seret," ujar Karim
Karena itu, Solihin dan Karim berharap pemerintah mau memperhatikan nasib masyarakat kecil seperti mereka dengan tidak mengizinkan ojek online beroperasi di Jatinangor. (*)