Kebakaran Gudang Kain

Ini Harapan Kadiskar PB Kota Bandung Terkait Anak Buahnya yang Meninggal dalam Tugas

Jika tidak masuk, baik karena sakit maupun izin lantaran ada keperluan lain, honor otomatis tak diberikan.

Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Tarsisius Sutomonaio
ISTIMEWA
Kebakaran di gudang kain pabrik tekstil di Jalan AH Nasution Nomor 105a RT 01 RW 04, Kelurahan Sindang Jaya, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, sekira pukul 05.40 WIB, Senin (11/9/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ragil Wisnu Saputra

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG- Sebagai petugas harian lepas (PHL), Trisna Supriatna dan Imam Taufik Hidayat hanya menerima honor Rp 10 ribu per jam.

Jika tidak masuk, baik karena sakit maupun izin lantaran ada keperluan lain, honor otomatis tak diberikan.

"Bahkan, kalau lupa absen, walau masuk kerja dan sudah berjibaku dengan api, tetap tidak akan dibayar karena pembayaran berdasarkan absensi elektronik," ujar Ferdi Ligaswara, Kepala Diskar PB Kota Bandung.

Meski terlihat kecil, upah yang diterima PHL Diskar PB Kota Bandung ini, menurut Ferdi Ligaswara, adalah upah yang tertinggi di antara PHL-PHL lain di instansi lainnya di Pemkot Bandung.


Upah para PHL di Diskar PB Kota Bandung lebih tinggi karena pekerjaannya sangat berisiko.

"Semua PHL sejak awal bergabung juga sudah kami ikutkan asuransi jiwa risiko ini," katanya.

Ferdi Ligaswara mengatakan, dari 200-an personel Diskar PB, hanya 120-an yang sudah berstatus PNS.

Baca: Seri Lawan Semen Padang, Tony Sucipto: Ini Teguran agar Tak Terulang Lawan Borneo FC

Itu pun sebagian sudah tua dan bahkan ada yang sudah mendekati usia pensiun, sementara sisanya yang muda-muda masih berstatus PHL.

Para petugas berstatus PHL ini sulit menjadi PNS karena moratorium pengangkatan PNS yang diberlakukan pusat.


"Kami sudah berkali-kali mengupayakannya tapi tetap tak bisa karena moratoriumnya di pusat dan ini bersifat nasional. Padahal, tahun ini 32 orang petugas kami masuk masa pensiun. Kami berharap ada perhatian khusus untuk mengisi formasi kebutuhan yang mendesak," katanya.

Ferdi Ligaswara berharap, kejadian yang menimpa Trisna Supriatna adalah musibah getir yang terakhir.

"Kejadian petugas meninggal dalam tugas ini pertama di Diskar PB Kota Bandung. Kalau yang korban luka-luka dari personel mah sering. Tapi yang gugur baru kali ini," kata dia. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved