Kebakaran Gudang Kain
Ini Harapan Kadiskar PB Kota Bandung Terkait Anak Buahnya yang Meninggal dalam Tugas
Jika tidak masuk, baik karena sakit maupun izin lantaran ada keperluan lain, honor otomatis tak diberikan.
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ragil Wisnu Saputra
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG- Sebagai petugas harian lepas (PHL), Trisna Supriatna dan Imam Taufik Hidayat hanya menerima honor Rp 10 ribu per jam.
Jika tidak masuk, baik karena sakit maupun izin lantaran ada keperluan lain, honor otomatis tak diberikan.
"Bahkan, kalau lupa absen, walau masuk kerja dan sudah berjibaku dengan api, tetap tidak akan dibayar karena pembayaran berdasarkan absensi elektronik," ujar Ferdi Ligaswara, Kepala Diskar PB Kota Bandung.
Meski terlihat kecil, upah yang diterima PHL Diskar PB Kota Bandung ini, menurut Ferdi Ligaswara, adalah upah yang tertinggi di antara PHL-PHL lain di instansi lainnya di Pemkot Bandung.
Mengejutkan! Begini Nasib Millendaru Usai Video Vulgarnya Beredar dan Dilaporkan ke Polisihttps://t.co/QPjfm0f5zq
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 12, 2017
Upah para PHL di Diskar PB Kota Bandung lebih tinggi karena pekerjaannya sangat berisiko.
"Semua PHL sejak awal bergabung juga sudah kami ikutkan asuransi jiwa risiko ini," katanya.
Ferdi Ligaswara mengatakan, dari 200-an personel Diskar PB, hanya 120-an yang sudah berstatus PNS.
Baca: Seri Lawan Semen Padang, Tony Sucipto: Ini Teguran agar Tak Terulang Lawan Borneo FC
Itu pun sebagian sudah tua dan bahkan ada yang sudah mendekati usia pensiun, sementara sisanya yang muda-muda masih berstatus PHL.
Para petugas berstatus PHL ini sulit menjadi PNS karena moratorium pengangkatan PNS yang diberlakukan pusat.
TERPOPULER PERSIB: Ezechiel Disamakan dengan Dua Aktor ini hingga Rekor Buruk #PERSIB Main Sore Harihttps://t.co/7Lxf3ygSij
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 12, 2017
"Kami sudah berkali-kali mengupayakannya tapi tetap tak bisa karena moratoriumnya di pusat dan ini bersifat nasional. Padahal, tahun ini 32 orang petugas kami masuk masa pensiun. Kami berharap ada perhatian khusus untuk mengisi formasi kebutuhan yang mendesak," katanya.
Ferdi Ligaswara berharap, kejadian yang menimpa Trisna Supriatna adalah musibah getir yang terakhir.
"Kejadian petugas meninggal dalam tugas ini pertama di Diskar PB Kota Bandung. Kalau yang korban luka-luka dari personel mah sering. Tapi yang gugur baru kali ini," kata dia. (*)