Novel Tertangkap Kamera Jalan Kaki di Orchard Road, Mata Kirinya Menakutkan
hingga kini penyidik senior KPK, Novel Baswedan masih berada di Singapura.
3. Jawaban Novel soal Aris
Saat ditanya Aiman soal Aris, Novel menjelaskan bahwa e-mail yang dikirimkannya itu merupakan respons atas ketidaksetujuan wadah pegawai (semacam serikat pekerja) di KPK.
Novel menilai jika isi e-mail tersebut bukanlah pendapat pribadi darinya.
Melainkan aspirasi yang ditulis kembali oleh Novel selaku Ketua Wadah Pegawai di KPK.
Soal isi e-mail, Novel enggan membeberkannya kepada Aiman karena e-mail tersebut tengah dalam proses hukum.
Namun, Novel menjelaskan jika inti dari surat itu berisi penolakan terhadap penyidik senior dari Polri yang akan ditempatkan di KPK.
Baca: Sedang Ibadah Haji, Penampilan Istri Narji Cagur Bikin Heran. Netizen: Gak Nyangka Banget!
4. Kenapa wadah pegawai KPK menolak?
Novel mengaku, Aris kerap menghalangi pemeriksaan oleh KPK kepada sejumlah oknum Polri yang tersangkut kasus.
Namun Novel enggan menyebutkan kasus pada saja yang dimaksudnya.
Dari catatan Kompas TV pada tahun 2016, terdapat dua kasus yang menyeret pernonel Polri.
Pertama, kasus suap penerimaan anggota Polri di Polda Sumatera Selatan.
Kasus ini berhenti pada proses etik. Oknum perwira menengah yang diduga terlibat diberhentikan dari jabatannya. Unsur pidana kasus ini tidak dilanjutkan.
Kedua adalah kasus suap di Mahkamah Agung (MA).
Saat penggeledahan di rumah Sekretaris MA tahun 2016, Nurhadi, ditemukan uang sebesar Rp1,7 miliar.
Empat ajudan Nurhadi yang menjadi saksi kunci dalam penggeledahan ini sampai sekarang tidak pernah bisa diperiksa oleh KPK.
Tim Aiman di Kompas TV mencoba mewawancarai Aris Budiman untuk mengonfirmasi pernyataan Novel.
Namun Aris menolak dan mengatakan, pendapatnya sudah ia sampaikan di depan Pansus KPK.
Sementara juru bicara KPK, Febri Diansyah yang dikonfirmasi tim Aiman, menyatakan belum mendengar pernyataan Novel ini.
Baca: LIVE STREAMING: Pengakuan Blak-blakan Novel Baswedan: Tak Hanya Satu Jenderal yang Menyerang Saya
5. Aktor intelektual penyerang Novel
Kepada Aiman, Novel mengaku bahwa tak hanya seorang Jenderal di Mabes Polri yang terlibat dalam penyerangannya.
Menurutnya ada sejumlah pengikut dari Sang Jenderal yang bertugas di Mabes Polri turut campur tangan dalam peristiwa penyerangan tersebut.
Namun Novel tidak mau memberikan keterangan lebih lanjut mengenai pernyataannya tersebut.
Aiman kemudian bertanya, kenapa Novel tidak menceritakan apa yang diketahuinya tersebut kepada penyidik polisi yang datang bulan Agustus lalu?
Novel mengaku sudah pernah menyampaikan sebuah informasi terkait penyerangannya.
Namun polisi menyangkal informasi tersebut dan mengatakan bahwa orang-orang itu adalah sekelompok penagih hutang.
6. Novel akan beberkan keterangan kepada Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF)
Karena merasa informasi yang disampaikannya akan selalu ditepis, Novel akan memberikan infromasi detail soal kasusnya kepada Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).
Namun hingga kini, tim tersebut belum juga dibentuk.
Novel mengakatakan jiak TGPF bukanlah untuk dirinya sendiri, malainkan untuk para penegak hukum yang selama ini banyak mengalami ancaman.
Di ujung wawancara, Novel khawatir sempat menyatakan kekhawatirannya jika kasus yang menimpa dirinya tak akan pernah terungkap tuntas.
Ia juga berharap pelaku penyerangan terhadap dirinya tidak dibunuh untuk menghilangkan jejak.
7. Konfirmasi ke Polda Metro Jaya
Semua pernyataan Novel dari hasil wawancara ini dikonfirmasikan kepada Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono.
Namun Kombes. Argo enggan memberikan komentar.
Ia justru meminta kepada Aiman untuk menanyakan langsung soal ini kepada Novel. (Tribunnews.com/Ferdinand Waskita/TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/novel-baswedan-dan-aiman_20170904_202828.jpg)