Kehidupan
Demi Keluarga, Pria Tua Ini Rela Mengayuh Sepeda Berjualan Minuman Mengelilingi Kota Bandung
Kepada wartawan Tribun Jabar, Pak Kustoyo mengaku rela mengayuh sepeda sejauh mungkin demi kebutuhan hidup keluarga.
Penulis: Rezeqi Hardam Saputro | Editor: Jannisha Rosmana Dewi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Rezeqi Hardam Saputro
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Hari ini, Minggu (3/9/2017), Car Free Day atau Hari Tanpa Kendaraan di kawasan Dago tampak begitu ramai.
Pergelaran musik, canda tawa pengunjung, spot-spot yang dijadikan tempat olah raga, hingga puluhan orang yang bersepeda dapat ditemukan di CFD Dago.
Diantara berbagai aktivitas yang tumpah ruah menjadi satu di CFD Dago, terdapat satu pria tua yang terlihat hanya duduk di sebelah sepedanya.
Terlihat pria yang menggunakan topi hitam dan kemeja kotak-kotak hitam itu sesekali mengeluarkan minuman dari sebuah kardus yang ada di jok belakang sepedanya.
Saat mengeluarkan minuman, pria tua tersebut menawarkan minuman tersebut kepada pejalan kaki yang melintasi tempat ia berjualan.
Ingin Riasan dan Kebaya Seperti Raisa Saat Menikah? Intip Dulu Harganya yang Bikin Elus Dada Ini https://t.co/2duIm9tkXm via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 3, 2017
Sambil memperlihatkan minuman yang ia jual kepada para pejalan kaki, terdengar suara yang begitu pelan "minumnya pak, bu, murah," dari arah pria tua tersebut.
Meski sudah berusaha menawarkan, terlihat beberapa pejalan kaki menolak dan hanya melewati pria tua tersebut.
Adalah Pak Kustoyo, pria tua berusia 65 tahun yang sehari-hari mengelilingi Kota Bandung menggunakan sepeda untuk berjualan minuman kemasan.
Kepada wartawan Tribun Jabar, Pak Kustoyo mengaku rela mengayuh sepeda sejauh mungkin demi kebutuhan hidup keluarga.
"Setiap hari jualan minuman pake sepeda keliling Bandung, ya jauh juga tidak apa-apa demi keluarga," ujar Pak Kustoyo yang tinggal di Jalan Garuda Dalam RT 06 RW 3 Bandung ini.
Pak Kustoyo mengatakan dirinya masih memililiki istri dan satu anak yang harus dibiayai.
Satu anak lagi, lanjut Pak Kustoyo, sudah menikah namun masih tinggal serumah dengan dirinya.
Pak Kustoyo menceritakan sehari-hari ia mengelilingi Bandung dan menyambangi warung-warung untuk menawarkan minuman kemasan yang ia bawa.