Kisah Pilu di Balik Surutnya Waduk Jatigede: Makam Bermunculan Hingga Kegagalan Warga Jadi Nelayan

Dirinya mengaku tidak bisa berenang apalagi menyelam, juga tidak bisa memancing apalagi menggunakan perahu.

Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Ravianto
seli andina miranti/tribun jabar
Waduk Jatigede yang surut, Minggu (27/8/2017). Terlihat jalan kabupaten yang sebelumnya tenggelam. 

 Lahan garapannya, yang hanya berjarak sekira sepuluh meter dari pekuburan Astanagede tersebut, sebetulnya merupakan lahan rendaman Waduk Jatigede.

Saat ini Waduk Jatigede sedang surut selama musim kemarau, sehingga tanah yang dulunya lahan tani milik Abah Tisna kembali muncul.

"Kalau biasanya mah tanah ini tenggelam, air itu sampai ke pohon jati di sebelah Astanagede," ujar Abah Tisna.

Saat ini, jarak lahan taninya dengan pesisir Waduk Jatigede hanya berjarak sekira dua puluh meter.

Sebetulnya, yang dilakukannya saat ini, yaitu bercocok tanam di lahan surut Waduk Jatigede, merupakan hal yang beresiko.

Tidak ada yang tahu, termasuk Abah Tisna sendiri, berapa lama lagi Waduk Jatigede akan surut.

Seandainya air waduk kembali ke elevasi semula sebelum Abah Tisna memanen hasil jerih payahnya, maka sudah pasti kakek itu tidak akan mendapatkan untung apapun.

"Tapi tidak apa-apa, saya mah pasrah saja kalau memang rugi nanti, ini mah usaha saja," ujar Abah Tisna.

Abah Tisna berharap dirinya dapat memanen hasil taninya sebelum air Waduk Jatigede kembali ke elevasi semula.

Surut, Waduk Jatigede Ditanami Padi

Waduk Jatigede yang surut dimanfaatkan warga Desa Jatibungur, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, untuk ditanami padi.

Meskipun belum pasti berapa lama tanah tersebut akan kering, warga nekat mengubahnya menjadi sawah.

Satu di antara alasan masyarakat mengubah pantai Waduk Jatigede menjadi sawah adalah karena faktor ekonomi.

Hal tersebut diungkapkan Ado Kasdi (50), warga Desa Jatibungur, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, ketika ditemui Tribun Jabar di pantai Waduk Jatigede, Minggu (27/8/2017).

"Ada yang ditanami pada ada juga yang ditanami tanaman lain, tergantung tanahnya masih berair atau kering sekali," ujar Ado Kasdi.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved