Kisah Pilu di Balik Surutnya Waduk Jatigede: Makam Bermunculan Hingga Kegagalan Warga Jadi Nelayan
Dirinya mengaku tidak bisa berenang apalagi menyelam, juga tidak bisa memancing apalagi menggunakan perahu.
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Ravianto
Mata lelahnya sesekali menatap jauh ke waduk Jatigede, tatapannya menerawang.
"Sampai sekarang saya belum terbiasa tinggal di pesisir seperti ini," ujar Abah Tisna.
Seumur hidupnya, Abah Tisna bekerja sebagai buruh tani, begitupun orangtuanya dulu, pertanian sudah menjadi bagian dari hidupnya sejak dahulu.
Heboh, Video TKW Indonesia Rekam Percobaan Perkosaan oleh Majikannya https://t.co/YU2pVTUNo2 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 27, 2017
Abah Tisna mengaku tidak bisa beradaptasi ketika lingkungannya berubah menjadi pesisir waduk yang luas.
Dirinya mengaku tidak bisa berenang apalagi menyelam, juga tidak bisa memancing apalagi menggunakan perahu.
"Saya sudah terlalu tua untuk belajar, belajar berenang pun tidak berani, sulit paham," ujar Abah Tisna.
Karena itu kini, Abah Tisna tidak lagi memiliki pekerjaan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya.
Uang ganti rugi dari pemerintah hanya cukup untuk membangun rumah alakadarnya, tak cukup bila sekaligus membeli lahan pertanian.
Maka, ketika Waduk Jatigede surut, nalurinya sebagai petani tidak bisa ditahan lagi, Abah Tisna menanami lahan basah tersebut dengan kacang tanah.
"Kalaupun rugi atau air naik sebelum panen, ya tidak apa-apa, ikhlas saja, setidaknya saya sudah ikhtiar," ujarnya.
Abah Tisna berharap ada bantuan bagi orang-orang sepuh sepertinya yang sudah tidak mungkin belajar menjadi nelayan atau menggunakan perahu.
Bertani di lahan surut Waduk Jatigede merupakan hal yang beresiko besar.
Katakan saja, bagaimana bila tanaman baru setengah tumbuh dan air sudah datang kembali? Hasilnya seratus persen rugi.
Namun hal tersebut terpaksa dilakukan oleh Abah Tisna (65), warga Desa Pakualam, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang.
Ketika bertemu Tribun Jabar di pantai Desa Pakualam Waduk Jatigede, Abah Tisna sedang menyirami lahan taninya agar tanahnya basah.