4 Pembeda West Java Eco Marathon dengan Gelaran Maraton Lainnya
WJEM yang akan dimulai pada 15 Oktober 2017 menggabungkan konsep maraton biasa dengan maraton trail.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG– West Java Eco Marathon (WJEM) yang baru saja resmi di-launching Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, pada Senin (21/8/2017), memiliki keunikan tersendiri dibandingkan maraton lainnya.
1. Kombinasi trek aspal dan alam
WJEM yang akan dimulai pada 15 Oktober 2017 menggabungkan konsep maraton biasa dengan maraton trail.
“Yang membedakan adalah kombinasi jenis trek. Ada aspal, tanah, rumput, dan kerikil,” ujar Muhammad Ikhsan, ketua panitia WJEM pada acara launching WJEM.
Lokasi lari di Pangalengan, Kabupaten Bandung ini memiliki kontur yang cukup unik.
Fatmawati Pernah Berlutut Kepada Inggit Garnasih Hingga Berlinang Air Matahttps://t.co/czJqyq6cJ0
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 21, 2017
Pelari akan menemui trek naik turun tetapi tidak perlu khawatir karena tingkat kemiringan trek tidak terlalu ekstrim, yaitu sekira 30 derajat.
2. Zero Plastic
Muhammad Ikhsan mengatakan, seluruh peralatan yang digunakan untuk penyelenggaraan WJEM tidak berpotensi membuang sampah plastik.
“Konsep eco akan zero plastic, nanti kita akan menggunakan gelas kertas,” ujar Muhammad Ikhsan menyontohkan.
Selain itu, nantinya panitia bersama relawan akan menggelar aksi pungut sampah di sepanjang trek lari sebagai bagian dari edukasi perawatan lingkungan.
Baca: Malaysia Dianggap Bikin Ulah Lagi, Netizen Indonesia Kembali Terpancing Emosinya
3. Panitia menggunakan sepeda
Biasanya, panitia menggunakan sepeda motor untuk memantau jalannya maraton tetapi kali ini, sepeda motor tidak akan digunakan sama sekali.