Sindiran Ruhut Sitompul untuk Siapa? Siapa Belum Pernah Jadi Presiden, Latihan Dulu Jadi Sopir Taxi
Politikus Ruhut Sitompul menuliskan kalimat sindiran lewat akun media sosial Twitter miliknya @ruhutsitompul.
TRIBUNJABAR.CO.ID, JAKARTA – Politikus Ruhut Sitompul menuliskan kalimat sindiran lewat akun media sosial Twitter miliknya @ruhutsitompul.
Pengacara kondang ini menyindir pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Cikeas Bogor.
Dalam pertemuan pada Kamis (27/7/2017) pekan lalu itu, SBY dan Prabowo bersepakat terus memantau dan mengkritik pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla tanpa terikat dalam koalisi politik.
Mantan Anggota Komisi III DPR RI ini seperti menyindir orang yang dulu pernah mati-matian dibelanya itu dan Prabowo yang gagal menjadi presiden setelah kalah dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.
Kopi Gatot, Sensasi ''Ngopi'' dari Cangkir Tempurung Kelapa https://t.co/nUY4xH46P4 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 31, 2017
"Presiden RI ke-7 Bapak Joko Widodo tidak alergi dengan kritikan para mantan dan siapapun, mbok sebelum mengkritik introspeksi diri dulu, merdeka," kata Ruhut dalam akun Twitter, Senin (31/7/2017).
Tak cuma itu, tanpa menjelaskan siapa yang dimaksud, Ruhut juga menyebut calon presiden yang ingin maju dalam Pilpres 2019 mendatang harus latihan dulu menjadi sopir taksi.
"Menjelang Pemilu Pilpres 2019 masih ada Presiden Taxi, siapa belum pernah jadi presiden latihan dulu jadi sopir taksi, biar ngaca, merdeka," tulis Ruhut lagi.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan partainya dan Partai Gerindra sepakat untuk mengawal pemerintahan sekarang tanpa harus berkoalisi.
Hal tersebut disampaikan SBY dalam konfrensi pers usai melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7/2017).
Purwaka Yudi Mendarat di Bandung, Persib Tinggal Tunggu Kedatangan Seorang Striker https://t.co/08XDnnh7VE via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 31, 2017
Bentuk pengawalan ke pemerintah, lanjut SBY, akan dilakukan lewat kerja sama dan peningkatan komunikasi antara kedua partai.
"Kami juga bersepakat tadi meningkatkan komunikasi dan kerja sama. Sah, meskipun tidak dalam bentuk koalisi," kata SBY.
"Karena kita kenal namanya Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih pun sudah mengalami pergeseran dan perubahan yang fundamental, maka kami memilih tidak perlulah harus membentuk yang dinamakan koalisi," ujar SBY.(*)