Jawab Kritik Prabowo, Jokowi: Kenapa Dulu Tidak Ramai?
"Ini proses politik yang rakyat harus mengerti, jangan ditarik-tarik seolah-olah presidential threshold 20 persen itu salah," ucap Jokowi.
TRIBUNJABAR.CO.ID JAKARTA- Presiden Joko Widodo mengatakan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) sangat diperlukan untuk melahirkan presiden yang berkualitas dan memiliki dukungan mayoritas parlemen.
Jokowi menyampaikan hal itu untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, yang menyebut presidential threshold adalah lelucon untuk membodohi rakyat.
"Coba bayangkan, saya ingin berikan contoh, kalau 0 persen, kemudian satu partai mencalonkan, kemudian menang, coba bayangkan nanti di DPR, di parlemen," kata Jokowi saat dicegat wartawan usai seusai menghadiri peluncuran program pendidikan vokasi dan industri, di Cikarang, Jumat (28/7/2017).
Jokowi mengatakan, ia yang awalnya didukung 38 persen kekuatan parpol di parlemen saja kewalahan apalagi jika presiden terpilih memiliki kursi yang sangat minim di parlemen.
Keji! Video Seorang Ibu yang Menyiksa Bayinya Tersebar, Yayasan Akan Melapor ke Polda Bali https://t.co/wq4jO1OBPH via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 28, 2017
"Ini proses politik yang rakyat harus mengerti, jangan ditarik-tarik seolah-olah presidential threshold 20 persen itu salah," ucap Jokowi.
Kepala Negara juga mengingatkan, ketentuan presidential threshold sebesar 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional sudah disepakati bersama antara pemerintah dan DPR.
Meskipun Fraksi Demokrat, Gerindra, PKS dan PAN keberatan dengan ketentuan itu, mayoritas fraksi yang terdiri dari PDI-P, Golkar, Nasdem, Hanura, PKB dan PPP menyetujuinya.
"Jadi ya silakan itu dinilai, kalau masih ada yang tidak setuju, kembali lagi bisa ke MK, inilah negara demokrasi dan negara hukum yang kita miliki," katanya.
Jokowi juga mengingatkan, ketentuan presidential threshold sebesar 20-25 persen sudah digunakan dalam dua kali pemilu presiden sebelumnya.
"Kenapa dulu tidak ramai? Dulu ingat, dulu (Gerindra dan Demokrat) meminta dan mengikuti (presidential threshold 20-25 persen), kok sekarang jadi berbeda?" ucap Jokowi.
Saat disinggung bahwa pileg dan pilpres 2019 digelar secara serentak, Jokowi tidak menjawabnya. Ia hanya mengulang pernyataan yang sudah ia berikan.
"Ya kan ini mempertanyakan presidential threshold 20 persen, kenapa dulu tidak ramai? Penyederhanaan sangat penting sekali dalam rangka visi politik kita ke depan," jawab Jokowi.
Kisah Mistis Warga Cicadas Bandung, Sebelum Apartemen Tempat Kakak Adik Bunuh Diri itu Dibangun https://t.co/XW4POrkFni via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 28, 2017
Dalam jumpa pers bersama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (27/7/2017) malam, Prabowo mengkritik keras Undang-undang Pemilu yang baru disahkan DPR pada 20 Juli lalu.
Kritik keras ditujukan Prabowo terhadap ketentuan ambang batas pemilihan presiden atau presidential threshold.
"Presidential threshold 20 persen, menurut kami, adalah lelucon politik yang menipu rakyat Indonesia," ujar Prabowo.
Berita ini dimuat Kompas.com berjudul Jokowi Jawab Kritik Prabowo: "Kenapa Dulu Tidak Ramai?"