Ini Kalimat Inggit Garnasih saat Melihat Soekarno untuk Terakhir Kalinya

Saat Ibu Inggit bertemu Soekarno yang sudah meninggal, sambil menangis Ibu Inggit hanya berkata "Kus, ning Engkus teh miheulaan, ku Enggit didoakeun..

Penulis: Rezeqi Hardam Saputro | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.CO.ID/DANIEL DAMANIK
Foto usang Soekarno di rumah Ibu Ait, Cucu Marhaen, di Kampung Cipagalo, Kelurahan Mengger, Bandung Kidul, Kota Bandung. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Rezeqi Hardam Saputro

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG- Kisah perjalanan hidup presiden Soekarno tidak lepas dari peran istri pertamanya yang sah secara hukun negara, Inggit Garnasih.

Ibu Inggit, panggilan akrab Inggit Garnasih, menjadi istri sah presiden Soekarno pada tahun 1923.

Setelah menikah, Ibu Inggit dan Soekarno membeli sebuah rumah di Jalan Ciateul Bandung yang kini dikenal dengan nama Jalan Inggit Garnasih.

Sampai saat ini, rumah Ibu Inggit masih berdiri kokoh, namun telah beralih fungsi menjadi museum rumah bersejarah Inggit Garnasih.

Di dalam rumah Ibu Inggit sendiri saat ini dapat ditemukan dokumentasi foto-foto Ibu Inggit bersama Presiden Soekarno serta keluarga Ibu Inggit.

Selain itu terdapat replika batu pipisan yang digunakan Ibu Inggit untuk membuat Jamu dan Bedak.

Saat ditemui wartawan Tribun Jabar, Kamis (20/7/2017) Jajang, perawat sekaligus pemandu wisata di rumah ini mengatakan sebelum akhirnya berpisah Ibu Inggit dan Soekarno mengawali hidupnya di rumah ini.

"Di rumah ini, Ibu Inggit menemani Soekarno memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia," ujar Jajang.

Jajang juga mengatakan ketika akhirnya harus berpisah dengan Soekarno tahun 1943, Ibu Inggit kembali dan menghabiskan sisa hidupnya di rumah ini.

Setelah berpisah, lanjut Jajang, Ibu Inggit sudah jarang bertemu lagi dengan Soekarno.

"Pertemuan Soekarno dan Ibu Inggit yang tercatat pada tahun 1960 ketika Soekarno masih menjabat sebagai presiden," ujar Jajang.

Jajang menambahkan pertemuan lain antara Ibu Inggit dan Soekarno adalah ketika kepergian Soekarno tahun 1960.

Berdasarkan catatan sejarah, Jajang mengatakan saat Ibu Inggit bertemu Soekarno yang sudah meninggal, sambil menangis Ibu Inggit hanya berkata "Kus, ning Engkus teh miheulaan, ku Enggit didoakeun...".

Kalimat berbahasa Sunda yang dilontarkan Ibu Inggit tersebut memiliki arti "Kus (Soekarno) ternyata Kus duluan (meninggal duluan), sama Enggit (Ibu Inggit) didoakan...".(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved