Balita Ini Mengalami Kerusakan Otak Setelah Tersedak Roti Isi, Kisah Dibaliknya Bikin Ngilu!
Balita berusia lima tahun harus mengalami kerusakan otak kronis lantaran tersedak roti isi daging...
Penulis: Amalia Qisthyana Amsha | Editor: Amalia Qisthyana Amsha
TRIBUNJABAR.CO.ID - Setiap orang tua wajib memperhatikan apapun yang dilakukan oleh anaknya.
Terutama anak yang masih bayi atau balita.
Para orang tua dituntut untuk mengetahui perkembangan anak.
Pasalnya, di usia yang masih sangat kecil, anak-anak terkadang melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya apabila orang tua tidak mengawasi.
Bocah 10 Tahun Hamil Diperkosa Pamannya Sendiri, Sang Orang Tua Berencana Lakukan Aborsi https://t.co/Y2HIRf7bCR via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 25, 2017
Seperti kejadian yang dialami oleh Dylan Woodley.
Balita yang masih berusia lima tahun ini harus mengidap gangguan otak kronis setelah makan roti isi daging.
Kejadian tersebut bermula saat Dylan sedang makan siang di rumahnya.
Saat itu, orang tua memberikan roti isi daging padanya.
Merasa tak perlu dipantau, orang tua Dylan tak terlalu memperhatikan Dylan saat makan.
Orang tuanya justru fokus melakukan pekerjaan lain di rumahnya.

Namun, tanpa disangka-sangka Dylan tersedak karena ia terlalu banyak memasukkan roti isi daging ke dalam mulutnya.
Bahkan, roti isi daging yang diberikan orang tua Dylan berukuran cukup besar.
Setelah Dylan tersedak tak berhenti, sang ibu justru tak membawa Dylan langsung ke rumah sakit.
Sang ibu, Ally Wheatley hanya menepuk punggung Dylan supaya anaknya itu berhenti tersedak.
Ally tak berhenti menepuk punggung Dylan, namun Dylan justru semakin lemas hingga tak sadarkan diri.
Sontak, Ally langsung membawa anaknya ke rumah sakit.

Setelah ditangani tim medis, terbukti bahwa Dylan mengalami gangguan otak kronis akibat tersedak dan ditepuk-tepuk oleh sang ibu.
Hasil medis menunjukkan, otak Dylan kekurangan oksigen selama 45 menit sehingga mengalami kerusakan otak yang kronis.
Akhirnya, Dylan harus dirawat di Rumah Sakit Bristol Royal selama dua tahun lamanya.
Selama dua tahun, Dylan harus menjalani sejumlah penanganan dokter dan melakukan terapi.

"Orang-orang mengatakan kepadaku bahwa mereka tidak tahu bagaimana aku bisa melewati semua ini, tapi kamu tidak tahu apa yang dapat kamu lakukan sampai kamu harus melakukan itu semua," ungkap Ally.
Ally juga menuturkan, selama dua tahun ia mengalami masa-masa sulit demi kesembuhan Dylan.
"Rumah sakit sudah seperti rumah dan neraka bagi Dylan dan aku," lanjut Ally.
Tapi untungnya Ally dipertemukan oleh sejumlah dermawan yang siap membantu kesembuhan Dylan.
Kini, Dylan sudah sembuh dan bisa beraktifitas seperti sedia kala. (Tribunjabar.co.id/Amalia Qisthyana)
