Memilukan! Seorang Guru Honorer di Timika Menangis di Depan Pejabat Gara-gara Minta Hal ini
Apakah hak para pahlawan tanpa tanda jasa itu sudah mereka terima dengan baik? Jika melihat kisah guru honorer yang satu ini, rasanya tidak.
Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Indan Kurnia Efendi
TRIBUNJABAR.CO.ID - Guru sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Karena dedikasinya, banyak orang yang bisa mencapai kesuksesan.
Entah itu guru yang telah jadi PNS, honorer maupun kontrak, semuanya berjuang memberikan ilmu yang berguna bagi para muridnya.
Baca: Pengemudi Mobil Mewah Ini Dihampiri Perampok, Tak Disangka yang Diminta Hanya Benda Ini
Tapi apakah hak para pahlawan tanpa tanda jasa itu sudah mereka terima dengan baik?
Jika melihat kisah guru honorer yang satu ini, rasanya tidak.
Sebuah akun Facebook bernama Vensca Virginia Ginsel membagikan kisah memilukan yang dialami seorang guru honorer di Timika, Papua, Selasa (18/7/2017).
Ayu Ting Ting Akan Berlibur ke Luar Negeri Lagi, Netter Malah Fokus Sama Hal Ini https://t.co/JnJ06mVDWT via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 20, 2017
Dalam unggahan akun tersebut terdapat sebuah foto yang memperlihatkan seorang pria berkemeja merah marun sedang duduk di kursi dan seorang pria lain berada di depannya sambil memegang handphone.
Pria berkemeja merah marun tersebut diketahui adalah Gerard, guru honorer SD YPPK Miyoko Distrik Mimika Tengah.
Gerard terlihat tertunduk dengan tangan kirinya seolah dijadikan penyangga.
Menurut akun Vannsca Virginia Ginsel, Gerard sedang menangis menuntut hak pembayaran intensifnya kepada pejabat Dinas Pendidikan Dasar.
Berikut keterangan unggahan yang ditulis Vensca Virginia Ginsel.
Nasib Guru Honorer di Timika; Harus meratap dgn tangisan di depan pejabat Dinas Pendidikan Dasar hanya utk menuntut hak pembayaran Insentif mereka.
Sy menangis lihat kejadian ini. Sungguh! Air mata sy tidak tertahankan. Pengorbanan guru2 honorer untuk mencerdaskan generasi bangsa di Kab. Mimika dibayar dgn sebuah kebijakan yg diskriminatif dan perilaku pejabat yg tidak simpatik.