Kisah Sopir Ambulans Yankesmob, Jarang Diperhatikan Pemerintah Hingga Dimaki Pengendara Motor
Yankesmob (Pelayanan Kesehatan Mobil) merupakan satu di antara beberapa UPT yang berada di bawah naungan Dinas Kesehatan Kota Bandung.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Futhuriyyah Rufaidah Mahendra
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Yankesmob (Pelayanan Kesehatan Mobil) merupakan satu di antara beberapa UPT yang berada di bawah naungan Dinas Kesehatan Kota Bandung.
Yankesmob adalah UPT yang melayani kebutuhan kesehatan masyarakat Kota Bandung dan memiliki tingkat mobilitas tinggi.
Karena itu, Yankesmob difasilitasi kendaraan yang berguna untuk memberikan pelayanan kesehatan, seperti mobil ambulans, mobil jenazah, mobil khusus poli gigi, dan mobil khusus kebidanan.
Untuk menunjang kinerjanya, Yankesmob sendiri memiliki tiga dokter, 12 perawat, lima tenaga tata usaha, dan 12 sopir.
Di antara 12 sopir tersebut, ada satu sopir yang sudah bekerja kurang lebih selama 10 tahun di Yankesmob.
Sopir tersebut bernama Dadi (52).
Baca: Mengenal UPT Yankesmob, Unit yang Melayani Kebutuhan Ambulans Untuk Masyarakat
"Saya sudah bekerja di sini kurang lebih 10 tahun. Dari masih bernama pool ambulans sampai jadi UPT Yankesmob," ujar Dadi.
Saat ditemui di UPT Yankesmob Bandung, Senin (26/6/2017), Dadi yang mengenakan seragam Aparatur Sipil Negara (ASN) berwarna cokelat sedang mendapatkan tugas siaga lebaran selama 24 jam penuh.
Kepada Tribun Jabar, ia menceritakan sedikit pengalaman dan kisahnya menjadi sopir ambulans.
"Sopir ambulans itu jarang diperhatikan sama pemerintah. Ini saja dapat beras saat lebaran baru kali ini saja. Diberi sama pemimpin Yankesmob yang baru," tambah Dadi.
Sebagai sopir ambulans, Dadi memiliki banyak pengalaman saat bertugas.
Ia mengaku juga pernah diminta ganti rugi oleh pasien yang ia bawa.
"Waktu itu memang salah saya. Pasien tersebut harusnya tidak dibawa melalui mobil ambulans karena kondisinya tidak memungkinkan. Akhirnya saat mobil sudah diperjalanan, pasien tersebut detak jantungnya berhenti. Saya panik harus bagaimana karna saat itu di ambulans cuma ada saya dan perawat," kata Dadi.
Pasien tersebut berhasil dibawa ke rumah sakit yang dituju, namun ia mengaku dimintai ganti rugi sebesar Rp 5 juta oleh keluarga pasien.
Saat dimintai ganti rugi Dadi mengaku kebingungan.
Beruntung, UPT Yankesmob bersedia memberikan uang ganti rugi tersebut.
Baca: Mira dan Indra Lesmana Berduka, Sang Ibunda Meninggal, Rabu (28/6/)
Selain pengalaman tersebut, Dadi mengaku juga sering agak kesal akan perilaku pengendara motor di jalan raya.
"Di Bandung ini pengendara motor sering tidak mengerti saat ada ambulans darurat di belakangnya. Mereka (pengendara motor) sering tidak mau menepi. Itu jelas menghambat pekerjaan saya untuk membawa pasien saat keadaan darurat," ujar Dadi.
Ia menambahkan, dirinya malah sering dimaki-maki oleh pengendara motor.
"Yang namanya dimaki mah saya sering sekali, sudah biasa. Ada saja kata-kata kasar yang pengendara motor teriakan saat saya bawa mobil ambulans," tambahnya.
Dadi juga mengatakan beberapa sopir ambulans di Yankesmob juga ada yang pernah mengalami kecelakaan saat bertugas.
"Pernah ada rekan saya sesama sopir ambulans di Yankesmob mengalami tabrakan dengan sesama ambulans," ujar Dadi.
Dadi mengaku menjadi sopir ambulans memiliki berbagai macam kisah suka dan duka.
Banyak pengalaman yang bisa ia peroleh saat menjadi sopir ambulans.
Rekannya sesama sopir ambulans bahkan pernah mengantar pasien sampai ke Pulau Bali.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/sopir-ambulans-yankesmob_20170628_105501.jpg)