Mudik Lebaran 2017
Suami-Istri Asal Tasikmalaya Sudah 10 Tahun 'Setia' Menjual Ketupat Lebaran
Menjual wadah ketupat, sudah sepuluh tahun dilakukan Undang dan istrinya Yoyoh.
Penulis: Daniel Andreand Damanik | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Daniel Andreand Damanik
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Diibaratkan sayur tanpa garam, begitulah jika Hari Raya Idul Fitri tanpa sajian ketupat.
Menjual wadah ketupat, sudah sepuluh tahun dilakukan Undang dan istrinya Yoyoh.
Undang adalah warga Tasikmalaya yang setiap tahunnya mencoba menambah pendapatan ke Kota Bandung untuk menjual wadah ketupat
Ditemani istrinya, Undang menjual wadah ketupat di atas trotoar di Jl Ibrahim Adjie Bandung, sekira 50 meter dari pintu masuk Stasiun Kereta Api Kiaracondong, Bandung.
Yoyoh, istri Undang mengatakan ini merupakan usaha tahunan yang mereka lakukan.
"Lumayan menambah pendapat, biasanya Bapak di Tasikmalaya jadi kuli bangunan dan bisa menjahit baju juga," kata Yoyoh kepada TribunJabar.co.id, Kamis (22/6/2017).
Sepasang suami istri ini tiba di Kota Bandung pada Hari Kamis(22/6/2017) pukul 01:00 WIB menggunakan mobil tumpangan atau Undang mengatakan mobil kolbak.
Tidak memiliki rumah dan saudara di Bandung, membuat Undang dan Yoyoh terpaksa tidur di atas Trotoar.
Kalau hujan, mereka berlari ke bawah kolong jembatan layang Kiaracondong.
Setiap tahun, Yoyoh mengatakan, tidak akan melewatkan masa Lebaran bersama keluarga di Tasikmalaya.
Keluarga Undang dan Yoyoh memiliki 2 orang anak yang tinggal di Tasikmalaya.
Sabtu 24 Juni 2017, Undang dan istri akan kembali ke Tasikmalaya untuk berlebaran bersama keluarga. (*)