Mozaik Ramadan
Mushaf Sundawi Membantu Kegiatan Keagamaan di Pelosok Jawa Barat
Penggunaan Bahasa Sunda yang masih kental dalam kehidupan beragama di Jawa Baratmembuat masyarakat membutuhkan rujukan mushaf berbahasa Sunda pula.
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Jannisha Rosmana Dewi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Penggunaan Bahasa Sunda yang masih kental dalam kehidupan beragama di Jawa Baratmembuat masyarakat membutuhkan rujukan mushaf berbahasa Sunda pula.
Hal tersebut disampaikan Profesor Syarief Hidayat, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (Unpad), ketika ditemui TribunJabar.co.id, Rabu (14/6/2017).
Menurut Profesor Syarief, di pesantren-pesantren di pelosok, kegiatan belajar mengajar agama islam masih menggunakan Bahasa Sunda.
"Bukan hanya pesantren, tapi kegiatan keagamaan seperti pengajian dan khotbah pun masih menggunakan Bahasa Sunda," jelasnya.
Untuk itu, menurutnya, dibutuhkan pula rujukan keagamaan yang menggunakan bahasa serupa.
Profesor Syarief Hidayat menambahkan, Mushaf Alquran terjemahan Bahasa Sunda atau Mushaf Sundawi dapat menjadi rujukan yang bagus untuk kegiatan keagamaan di pelosok-pelosok daerah di Jawa Barat.
"Kalau bahasa yang digunakan sama dengan bahasa yang dipakai sehari-hari, para santri dan penggiat keagamaan dapat lebih mudah mempelajarinya," ujarnya.
Dia bahkan berkeinginan menjadikan Mushaf Sundawi tersebut sebagai pegangan para jamaah haji dari Jawa Barat ketika menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.
Profesor Syarief berharap Mushaf Sundawi dapat segera diperbanyak dan disebarkan ke seluruh Jawa Barat.