Persib Bandung

Kisah Omen, ''PNS'' yang Malah Pilih Jadi ''Office Boy''

"Saya sudah menjadi PNS dua tahun tapi akhirnya jadi office boy," ujarnya dengan logat Sunda yang kental saat ditemui Tribun Jabar.

Penulis: Wanti Puspa Gustiningsih | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Wanti Puspa Gustiningsih
Rohman alias Omen (28) di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Bandung, Senin (12/6/2017). 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Wanti Puspa

TRIBUNJABAR.CO.ID,BANDUNG- Rohman alias Omen (28) terlihat semringah kala duduk di bangku dekat pos satpam, Graha Persib, Jalan Sulanjana, Bandung, Senin (12/6/2017).

Ia begitu ekspresif ketika mengobrol bersama rekannya juga lincah saat dipanggil dan dimintai bantuan.

Omen adalah office boy (OB) di PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) yang berkantor di Graha Persib.

 "Saya sudah menjadi PNS dua tahun tapi akhirnya jadi office boy," ujarnya dengan logat Sunda yang kental saat ditemui Tribun Jabar.

Selama menjadi PNS, ia melakoni beberapa pekerjaan.

"Saya sempat tiga hari mengamen, sempat ngumpulin kardus dan botol bekas," ujar Omen.

Kok bisa? Ya,  Omen hanya bercanda karena PNS yang ia maksud bukan pegawai negeri sipil tapi pengangguran nongkrong sejahtera.

Omen adalah lulusan jurusan otomotif SMK Merdeka Bandung pada 2008.

Setelah lulus sekolah itulah Omen menjadi "PNS", 2008 sampai 2010.

Selama dua tahun berikutnya ia menjadi tukang ojeg.

Pada 2012, Omen beralih pekerjaan, mengemudikan angkot jurusan Sadang Serang -Stasiun Hall.

Karirnya cukup kemilau pada 2014 karena mendapat kepercayaan pemilik Kopi Anjis Bandung.

Omen ditunjuk menjadi supervisor dan memiliki 13 anak buah.

"Kalau singkatnya, ya saya dipercaya oleh atasan," ujar Omen.

Kepercayaan itu berkat kerja keras dan penuh tanggung jawab plus peduli dengan situasi di sekitar.

"Jujur, punya rasa memiliki terhadap pekerjaan, dan mampu dipercaya menjadi modal utama," kata pria asal Cikutra Barat, Kota Bandung.

Dua tahun bekerja menjadi supervisor di Kopi Anjis Bandung, Omen memberanikan diri hijrah ke Medan.

"Awalnya diajak sama teman, buat ngebantu besarin kafe," ujar Omen.

Ia makanan khas Bandung, misalnya seblak untuk menjadi menu favorit di kafe temannya.

Ketika kafe temannya di Medan berkembang, Omen malah memutuskan pulang Bandung agar lebih dekat dengan keluarga.

"Kalau di Medan tapi enggak punya apa-apa percuma, mending di Bandung bisa ngurus orang tua," ujarnya.

Omen tidak peduli jika ada memandang sebelah mata pada keputusan menjadi OB.

Menurutnya menjadi OB itu mulia, bisa mengerjakan pekerjaan apapun apalagi jika pekerjaan itu direstui dan didoakan orang tua. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved