Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman Bilang Persib Bakal Kerja Keras Hadapi Persiba
Persiba pun masih punya Marlon da Silva yang bakal menjadi ancaman serius untuk barisan pertahanan Persib
Penulis: Tarsisius Sutomonaio | Editor: Machmud Mubarok
BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Menghadapi Persiba Balikpapan di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (12/2), Persib ingin menghindari imbas fenomena 'negatif' Piala Presiden 2017.
Di grup A, contohnya. Favorit juara grup, Persipura, takluk 2-1 dari Persegres. Tentu saja, itu sebuah kejutan jika menilik jurang prestasi kedua tim di ISC 2016. Mutiara Hitam adalah peraih trofi sedangkan Persegres satu strip dari dasar klasemen akhir.
Di grup E, Semen Padang juga membuat kejutan dengan menekuk tuan rumah Madura United dengan skor tipis 1-0. Musim lalu, Semen Padang berstatus tim jago kandang dan banyak kalah dengan skor telak di kandang lawan.
"Di kami, Persiba bisa kalahkan Persela Lamongan di tempat netral. Padahal, Persiba biasanya hanya bisa menang di kandang sendiri," ujar Djadjang di mes Persib, Jumat (10/2). Karena itu, ia menyebut Maung Bandung perlu kerja keras untuk mengalahkan Beruang Madu.
Di bawah komando Timo Scheunemann, Djadjang menilai Persiba lebih berkembang daripada musim sebelumnya. Persiba pun masih punya Marlon da Silva yang bakal menjadi ancaman serius untuk barisan pertahanan Persib.
"Dia salah satu striker produktif yang main di kompetisi Indonesia," kata Djanur, sapaannya. Lagipula, pelatih yang menjuarai LSI 2014 dan Piala Presiden 2015 itu mengakui Pangeran Biru dan Persiba selalu terlibat dalam laga sengit.
"Saya selalu melihat Persiba seperti musim sebelum-sebelumnya, menjadi lawan yang sulit dan kami hanya bisa menang tipis," ujar Djanur. Menilik hasil Semen Padang lawan Madura United, ucapnya, faktor tuan tidak begitu banyak menolong sebuah tim.
"Tuan rumah tidak bisa menguntungkan mungkin lantaran ada (ketat) regulasi soal wasit. Sudah tak dominan memihak tuan rumah," katanya. Ia mengatakan kekuatan semua selama Piala Presiden 2017 merata tapi lebih karena masa persiapan yang mepet.
"Tim-tim belum pada level terbaik karena persiapan yang kurang itu. Jadi, sebenarnya, yang terjadi tak benar-benar mengejutkan," ujar Djanur. (tom)