Pasien Rehabilitasi Gangguan Jiwa Meninggal Tak Wajar, Keluarga Datangi Polsek Lembang
Dia dititipkan dalam keadaan fisik baik-baik saja,Tapi pas meninggal kemarin kami menemukan luka yang mencurigakan, giginya tanggal 7 buah
LEMBANG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Irwan Santoso (52), pasien rehabilitasi gangguan jiwa, meninggal setelah dititipkan di panti selama kurang dari dua bulan. Merasa janggal anggota keluarganya meninggal tidak wajar, pihak keluarga berbondong-bondong mendatangi Mapolsek Lembang, Kamis (26/1).
Santoso Budiarto (53), kakak ipar korban, mengatakan Irwan dititipkan di Yayasan Pondok Anugerah di Jalan Jayagiri No 38 Lembang Kabupaten Bandung Barat, pada 30 Nopember 2016, dengan cara dijemput dari panti sebelumnya di Tiga Raksa Tangerang.
"Dia dititipkan dalam keadaan fisik baik-baik saja, bisa jalan, bisa ngomong dan giginya masih lengkap. Tapi pas meninggal kemarin kami menemukan luka yang mencurigakan, giginya tanggal 7 buah, serta luka bakar dan lebam di bagian punggung," tuturnya di Mapolsek Lembang, Kamis (26/1).
Dikatakan Santoso, korban meninggal pada Rabu 18 Januari 2017 di RS Imanuel Bandung setelah selama sepekan dirawat di RS tersebut. Menurut hasil diagnosa dokter korban meninggal karena ada infeksi luka di gigi serta terkena meningitis yang sudah menjalar ke otak serta gula darah yang terus menurun.
"Sebelumnya kami dikabari dari pihak panti melalui WA (chatting whatsap) korban mengalami kejang-kejang dan kondisinya melemah setelah giginya tanggal. Akhirnya kami memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit," katanya.
Pihak keluarga merasa curiga ada perlakuan yang salah yang dilakukan salah seorang mentor di panti tersebut kepada korban. Dan pihak keluarga meminta agar pihak kepolisian Lembang bisa mengungkap penyebab kematiannya tersebut.
Pihak Polsek Lembang yang menerima aduan keluarga korban mengaku akan menelusuri kasus ini dan melakukan penyelidikan yang intensif. Sejumlah saksi dari panti rehabilitasi Yayasan Pondok Anugerah dan pihak keluarga rencananya akan dimintai keteranganya.
"Kalau memang ada unsur pidananya apakah itu kelalaian atau yang menyebabkan meninggal, kami akan lanjut proses penyelidikan. Prediksi kearah itu (kekerasan) ada, terbukti ada kejanggalan-kejanggalan antara sekian banyak gigi sampai copot itu tidak mungkin kalau tidak ada semacam kekerasan," ujar Kapolsek Lembang Kompol Widarjo di Mapolsek Lembang kemarin.
Sementara terkait pelaku, kata Dia, untuk sementara sesuai pengakuan mentor adalah dilakukan oleh sesama pasien. Selain menanyai mentor dan pihak keluaraga, pihak kepolisian juga akan memeriksa dokter yang menangani yang memeriksa kondisi korban pada waktu itu.
"Menurut hasil pemeriksaan sementara dan fakta di lapangan bagian paling parah itu adalah sekitar muka dan gigi. Hasil otopsi masih kami tunggu. Tapi kami sudah mendapatkan foto-foto yang menunjukan adanya luka di bagian tubuh punggung luka bakar dan sebagainya. Akan kami kroscek apakah luka ini disebabkan apa, dan bila perlu akan kami periksa ulang parameter," tutur dia. (aa)