Kisah Mengharukan, Penderita Kanker Stadium 4 Ini Jadi Sarjana dan Raih Cumlaude
Saat-saat awal kanker mulai menggerogoti tubuhnya, ia sempat terpaksa mengorbankan waktu kuliahnya selama satu semester di semester VII untuk menjalan
Penulis: dra | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Dony Indra Ramadan
TRIBUNJABAR.CO.ID - SABTU (8/10) menjadi hari yang paling membahagiakan Selvi Yuanita Sahureka. Bukan hanya karena mahasiswi Institut Teknologi Nasional (Itenas) jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) ini akan menjalani wisuda strata 1, tapi karena prosesnya yang tak biasa.
SELVI, yang bulan lalu genap berusia 23 tahun, memang tidak seperti mahasiswi kebanyakan. Butuh perjuangan bagi Selvi untuk menyelesaikan pendidikannya.
Sulung empat bersaudara anak pasangan Yohanes Septinus Sahureka (52) dan Dewi Ismarlupi Yuniastuti (50) ini mengidap penyakit kanker timomi stadium empat sejak 2014. Selama proses penyelesaian pendidikan, Selvi harus berjuang melawan rasa sakitnya.
Mengenakan sweter abu-abu tipis dan penutup kepala, Selvi menceritakan perjuangannya menyelesaikan pendidikan. Saat-saat awal kanker mulai menggerogoti tubuhnya, ia sempat terpaksa mengorbankan waktu kuliahnya selama satu semester di semester VII untuk menjalani pengobatan. Namun, tekadnya menyelesaikan kuliah membuatnya terus berjuang.
"Saat kembali kuliah, sering terdengar orang-orang bilang bahwa sepertinya saya enggak akan selesai (kuliah, Red). Saya enggak mau menyerah," ujarnya kepada Tribun di kediamannya di Jalan Mulia Graha RT 15/15, Kelurahan Margasari, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, Jumat (7/10).
Baca: Meninggal Dunia di Usia Muda Karena Kanker, Guru Cantik Ini Tulis Pesan Mengharukan di Facebook
Awal 2016, Selvi akhirnya masuk semester akhir dan mengerjakan skripsi sebagai syarat kelulusannya. Tak ingin menunda pendidikan untuk kedua kalinya, Selvi pun mulai mengerjakan tugas akhirnya dalam bentuk buku.
"Awalnya ada dua ide, buku soal bintang-bintang dan buku soal kanker. Semuanya diajukan dan disetujui. Cuma, seiring berjalannya waktu, saya memilih soal kanker saja, sekalian ingin berbagi pengalaman saya," katanya.
Sejak itulah, ia mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dan rutin ke kampus menemui dosennya untuk bimbingan. Walhasil, sidang pertama dan kedua tentang judul buku dan konsep buku bisa dilaluinya dengan lancar meski untuk itu ia harus menahan rasa sakit.
Namun, memasuki tahap penyelesaian tugas akhir, kondisi tubuhnya makin menurun sehingga ia harus dirawat di rumah sakit. "Penyelesaian tugas akhir itu akhirnya terpaksa saya kerjakan di rumah sakit. Di atas kasur, laptop saya pegang setiap saat. Jadi, pagi-pagi setelah sarapan, saya mengerjakan tulisan, lalu siangnya istirahat sebentar, lanjut lagi mengerjakan. Sampai-sampai, perawat bawel mengingatkan saya supaya tidak terlalu lama mengerjakan tugas," katanya.
Baca: Luar Biasa! Bocah 11 Tahun Ini Borong 3 Gelar Sarjana
Beruntung, Selvi memiliki teman-teman yang setia menemani. Bahkan, teman-temannya itu datang ke RS Borromeus untuk membantu Selvi mengetik kata demi kata untuk dijadikan buku.
"Jadi teman yang mengetik, saya yang ngomong. Memang butuh perjuangan banget," kata Selvi sambil tersenyum.
Namun, perjuangan Selvi berbuah manis. Ia berhasil menyelesaikan buku berjudul Tekad Istimewa Melawan Kanker setebal 99 halaman.
"Buku itu berisi pengalaman saya dan pengalaman orang lain seperti saya. Jadi, waktu pengumpulan bahan, saya datang ke komunitas penderita mendengarkan pengalaman- pengalaman mereka. Intinya, buku ini tentang bagaimana orang-orang melawan penyakit kanker, supaya orang yang baca nantinya termotivasi buat melawan kanker," katanya.
Meski akhirnya ia berhasil menyelesaikan buku itu, menurut Selvi, ketika itu ia masih diselimuti rasa waswas. Kondisinya yang lemah ketika itu membuatnya tak mungkin datang menghadiri sidang tugas akhirnya.
"Jadi, waktu itu Mamah yang bawa buku ke kampus. Dikasihkan ke dosen pembimbing. Jadi, penilaiannya langsung. Saya awalnya cemas takut enggak lulus, sebab tidak ikut persentasi," katanya.
Baca: Kisah Mince, TKW yang Jadi Sarjana dan Peroleh Beasiswa ke New York
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/selvi-penderita-kanker_20161011_113911.jpg)