Tren Media Sosial
Netizen Ramai Bahas Garut Kota Termahal di Indonesia
Di salah satu akun facebook Indonesia ID Garut, postingan tersebut dikirim pada 14 Juli. Hingga kini sudah terdapat lebih dari . . .
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana
GARUT, TRIBUNJABAR.CO.ID - Sejak sepekan terakhir warga Kabupaten Garut diramaikan dengan postingan di sejumlah media sosial yang bertajuk "Garut: Kota Termahal di Indonesia". Para netizen pun menanggapi hal tersebut.
Dalam isi postingan tersebut terdapat enam poin yang menyebut jika Garut sebagai kota termahal di Indonesia. Sedangkan poin ke tujuh dan seterusnya netizen diminta untuk mengisi komentarnya mengenai Garut sebagai kota termahal. Di akhir kalimat juga diberi tanda pagar RudyHelmyDamang yang menyindir sikap Pemkab Garut.
Di salah satu akun facebook Indonesia ID Garut, postingan tersebut dikirim pada 14 Juli. Hingga kini sudah terdapat lebih dari 3.000 komentar dan 8.650 kali dibagikan.
Pemilik akun Sri Neng Julianty berkomentar, "Pemkab Garut kurang memperhatikan, contoh utk hal kecil aja ongkos Bis Bdg- Grt klo hari lebaran naik nya 400% itu tdk ada tindakan dr Dishub nya... parkir di kwsan cipanas 25rb + 10rb bari maksa eta oge nyungkeun na hadeuuuh (sambil maksa itu juga mintanya), Garut oh Garut, pdhl dirimu kota yg cantik & sejuuuk".
Pemilik akun lainnya Vq Ue Atuh berkomentar, "hidup garut....inti dan maknanya terlalu banyak oknum yg memanfaatkan keadaan tanpa melihat kanan kiri...yg penting DUIT".
Berikut isi postingan Garut Kota Termahal di Indonesia:
1) Mau bikin KTP, Akte dan KK harus bayar 100-500 ribu rupiah, ke oknum disdukcapil, padahal sesuai perundang-undangan gratis.
2) Mau proyek yang didanai APBD, mesti nyogok sana sini, ke eksekutif, ke legislatif, ke parpol. Jangan lupa sewa beking LSM dan preman. Tentunya keluar duit puluhan hingga ratusan juta.
3) Menjelang lebaran / musim mudik, ongkos akan naik 100-400%. Jangan heran kalau Garut kota-Pameungpeuk ongkosnya 200ribu.
4) Gas elpiji 3 Kg harganya bisa mencapai 45ribu di pelosok Garut. Itupun kalau ada. Nah, kalau langka?
5) Mau masuk objek wisata mahal amat, karena semua diprivatisasi. Penginapan paling mrah 500rb perkamar permalam, padahal di kota lain yang lebih bagus pelayanannya bisa 100ribu perkamar permalam. Belum lagi tukang parkir, dan preman lokal di setiap tikungan.
6) Mau wisata alam sekarang hanya untuk yang berduit. Papandayan yang milik hak publik, dieksploitasi swasta dibekingi preman, disokong pemerintah. Camping semalam bisa 150ribu, untuk lokal. apalagi untuk bule.
7) 8) 9) 10) dan seterusnya, isi sendiri ya di kolom komentar...
#RudyHelmiDamang? (wij)