Sampah
Sampah Plastik dan Besi di Kampung Cikawung Disulap Jadi Benda Bernilai Seni dan Ekonomi
Tujuannya agar kampung ini jadi kampung produktif di bidang holtikultura dengan menjadikan halaman rumah jadi kebun sederhana
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Kisdiantoro
PURWAKARTA,TRIBUNJABAR.CO.ID - Kampung Cikawung, Desa Taringgul Tengah, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, mendeklarasikan diri sebagai kampung peduli sampah di Purwakarta. Gagasan kampung sampah ini diinisiasi oleh para mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Dr Khez Muttaqien Purwakarta dan kreativitas warga setempat.
Pantauan Tribun di kampung itu, banyak kreativitas warga menggunakan barang-barang bekas menjadi lebih berguna dan memiliki nilai lebih.
Dinding-dinding di sepanjang jalan gang selebar satu meter menuju kampung disulap jadi semacam galeri seni. Sampah-sampah plastik hingga sampah-sampah logam diwarnai berbagai warna terang dan dipajang beraturan di dinding-dinding jalan gang.
Saat dilihat, tampilannya mirip seperti instalasi-instalasi seni dengan memanfaatkan dinding gang sebagai media ekpresi. Tidak hanya itu, 80 rumah di satu RT itu memiliki pekarangan yang asri karena berbagai macam tanaman dengan pot dari sampah plastik yang tak terpakai.
"Di sini juga ada bank sampah. Kami warga disini menjual sampah-sampah plastik ke bank sampah dengan harga Rp 1000/kg sejak 6 bulan lalu," ujar Ai (32) warga setempat kepada Tribun di kampung itu, Jumat (22/4).
Tidak hanya itu, warga kampung itu juga sudah melakukan pemilahan sampah. Sampah plastik dijual ke bank sampah dan sampah organik ditanam di pekarangan rumah untuk menyuburkan tanah.
"Di pekarangan rumah kami sejak enam bulan lalu sudah menanam tanaman sayuran sehingga setiap pekarangan rumah jadi terlihat asri," ujar Hikmat (45).
Perwakilan dari kampus STIE Khez Dr Muttaqien Agus Selamet menjelaskan para mahasiswanya mendampingi warga kampung itu sejak lebih dari 6 bulan lalu.
"Tujuannya agar kampung ini jadi kampung produktif di bidang holtikultura dengan menjadikan halaman rumah jadi kebun sederhana dengan berbagai tanaman produktif dan memiliki nilai materi," ujar Agus.
Kemudian, lanjut Agus, keberadaan bank sampah di kampung itu juga mengkoordinir pemilahan sampah plastik yang juga sama-sama memiliki nilai materi.
"Karena produksi sampah plastik oleh warga langsung dikumpulkan dan dijual di bank sampah yang hasilnya untuk warga sendiri," ujarnya.
Setiap rumah di kampung itu juga berlomba menjadikan pekarangan rumahnya se-menarik mungkin dengan berbagai tanaman yang ditanam. "Lalu menekankan kreatifitas warga di setiap rumah. Kreatifitas disini utamanya terkait menanam tanaman produktif itu. Sehingga, kampung ini asri dan terjaga kebersihan lingkungannya," ujar dia.
Deklarasi kampung sampah itu juga bertepatan dengan peringatan Hari Bumi yang jatuh pada hari ini. (men)